07 September 2008

Kisah Penuh Hikmah (2)



BUKU: 2



Disusun Oleh :
Edi S. Kurniawan
e-mail : Edieskurniawan@yahoo.com


Modifikasi Oleh:
S. Samiyana, KDU.
NPV: 20 003 357.



( Dipersembahkan untuk semua Ikhwan-Akhwat Muslim
dimana saja berada ) )

“ Bísmíllaahírrahmaanírrahím ”



“Fain Tauddu Ni'matallahi La Tukhsuuha”

Apabila Kamu Menghitung Nikmat Allah (Yang Diberikan Kepadamu) Maka Engkau Tidak Akan Mampu (Karena Terlalu Banyak)

***
La In Syakartum La Aziidannakum Wa Lain Kafartum Inna ‘Adzaabi La Syadiid
Jika kamu bersyukur atas nikmat yang Ku-berikan kepadamu,
maka akan Aku tambah nikmat itu, tapi jika kamu mengingkarinya
(tidak mau bersyukur), maka ingatlah bahwa siksa-Ku sangatlah pedih.

***
“Tsumma Latus Alunna Yauma Idin ‘Aninna’im”
Sungguh Kamu akan Ditanya Pada Hari itu ( kiamat ), akan Nikmat yang Kamu Peroleh Saat Ini

***


“Fabiayyi ala i Rabbikuma Tukadziban"
Maka Ni'mat Tuhanmu Yang Manakah Yang Kamu Dustakan?

***
Ya Allah kalau Engkau masukkan aku ke dalam sorga,
rasanya tidaklah pantas aku berada di dalam sorga
Tetapi kalau aku Kau masukkan ke dalam neraka,
aku tidak akan tahan, aku tidak akan kuat ya Allah,
maka terimalah saja taubatku ini……


<<<<<@>>>>>



(1)
12 AZAB BAGI MEREKA
YANG MENINGGALKAN SHOLAT

Dalam sebuah hadith menerangkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : "Barang siapa yang mengabaikan sholat secara berjemaah maka Allah SWT akan mengenakan 12 tindakan yang berbahaya ke atasnya.
Tiga darinya akan dirasainya semasa di dunia ini antaranya :
1. Allah SWT akan menghilangkan berkat dari usahanya dan begitu juga terhadap rezekinya.
2. Allah SWT mencabut nur orang-orang mukmin dari padanya.
3. Dia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.
Tiga macam bahaya adalah ketika dia hendak mati, antaranya :
1. Ruh dicabut ketika dia dalam keadaan yang sangat haus walaupun ia telah meminum seluruh air laut.
2. Dia akan merasa yang amat pedih ketika ruh dicabut keluar.
3. Dia akan dirisaukan akan hilang imannya.
Tiga macam bahaya yang akan dihadapinya ketika berada di dalam kubur, antaranya :-
1. Dia akan merasa susah terhadap pertanyaan malaikat mungkar dan nakir yang sangat menggerunkan.
2. Kuburnya akan menjadi cukup gelap.
3. Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang rusuknya berkumpul (seperti jari bertemu jari).
Tiga lagi azab nanti di hari kiamat, antaranya :
1. Hisab ke atasnya menjadi sangat berat.
2. Allah SWT sangat murka kepadanya.
3. Allah SWT akan menyiksanya dengan api neraka.




(2)
10 JENIS SHOLAT
YANG TIDAK DITERIMA OLEH ALLAH SWT

Rasulullah SAW. telah bersabda yang artinya: "Barang-siapa yang memelihara sholat, maka sholatnya merupakan cahaya baginya, petunjuk dan jalan selamat dan barangsiapa yang tidak memelihara sholat, maka sesungguhnya sholatnya tidak menjadi cahaya, dan tidak juga menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya." (Tabyinul Maha-arim)
Rasulullah SAW telah bersabda bahwa : "10 orang sholatnya tidak diterima oleh Allah SWT, antaranya :
1. Orang lelaki yang sholat sendirian tanpa membaca sesuatu.
2. Orang lelaki yang mengerjakan sholat tetapi tidak menge-luarkan zakat.
3. Orang lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang mak-mum membencinya.
4. Orang lelaki yang melarikan diri.
5. Orang lelaki yang minum arak tanpa mau meninggalkannya (Taubat).
6. Orang perempuan yang suaminya marah kepadanya.
7. Orang perempuan yang mengerjakan sholat tanpa memakai tudung.
8. Imam atau pemimpin yang sombong dan dzalim menganiaya.
9. Orang orang yang suka makan riba'.
10. Orang yang sholatnya tidak dapat menahannya dari melaku-kan perbuatan yang keji dan mungkar."
Sabda Rasulullah SAW yang artinya: "Barang siapa yang sho-latnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya sholatnya hanya menambah kemurkaan Allah SWT dan jauh dari Allah."
Hassan r.a berkata: "Kalau sholatmu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji, maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan sholat. Dan pada hari kiamat nanti sholatmu itu akan dilem-parkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan kain tebal yang buruk."



(3)
KISAH NERAKA JAHANNAM

Dikisahkan dalam sebuah hadith bahwa sesungguhnya neraka Ja-hannam adalah hiam gelap, tidak ada cahaya dan tidak pula menyala.
Dan dia memiliki 7 buah pintu dan pada setiap pintu terdapat 70,000 gunung, pada setiap gunung terdapat 70,000 lereng dari api dan pada setiap lereng terdapat 70,000 belahan tanah yang terdiri dari api, pada setiap belahannya terdapat 70,000 lembah dari api.
Dikisahkan dalam hadith tersebut bahwa pada setiap lembah terdapat 70,000 gudang dari api, dan pada setiap gudang terdapat 70,000 kamar dari api, pada setiap kamar itu pula terdapat 70,000 ular dan 70,000 kala, dan dikisahkan dalam hadith tersebut bahwa setiap kala mempunyai 70,000 ekor dan setiap ekor memiliki 70,000 ruas. Pada setiap ruas kala tersebut mempunyai 70,000 qullah bisa.
Dalam hadith yang sama menerangkan bahwa pada hari kiamat nanti akan dibuka penutup neraka Jahannam, maka setelah pintu neraka Jahannam itu terbuka, akan keluarlah asap ating mengepung mereka di sebelah kiri, lalu ating pula sebuah kumpulan asap me-ngepung mereka disebelah hadapan muka mereka, serta ating kumpulan asap mengepung di atas kepala dan di belakang mereka. Dan mereka (Jin dan Manusia) apabila terpandang akan asap tersebut maka bergetarlah dan mereka berlutut dan memanggil-manggil, “Ya Tuhan kami, selamatkanlah.”
Diriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW telah ber-sabda : “Akan didatangkan pada hari kiamat neraka Jahannam, dan neraka Jahannam itu mempunyai 70,000 kendali, dan pada setiap kendali ditarik oleh 70,000 malaikat. Berkenaan dengan malaikat penjaga neraka itu besarnya diterangkan oleh Allah SWT dalam surah At-Tahrim ayat 6 yang artinya: “Sedang penjaganya malaikat-malaikat yang kasar lagi keras.”
Setiap malaikat apa yang ada di antara pundaknya adalah jarak perjalanan setahun, dan setiap satu dari mereka mempunyai kekuatan yang mana kalau dia memukul gunung dengan pemukul yang ada pa-danya, niscaya akan hancur lebur gunung tersebut. Dan dengan sekali pukulan saja ia akan membenamkan 70,000 ke dalam neraka Jahan-nam.


(4)
TUJUH MACAM PAHALA
YANG DAPAT DINIKMATI SELEPAS MATINYA

Dari Anas r.a. berkata bahwa ada tujuh macam pahala yang dapat diterima seseorang selepas matinya.
1) Barangsiapa yang mendirikan masjid maka ia tetap pahala-nya selagi masjid itu digunakan oleh orang untuk beramal ibadat di dalamnya.
2) Barangsiapa yang mengalirkan air sungai selagi ada orang yang minum daripadanya.
3) Barangsiapa yang menulis mushaf ia akan mendapat pahala selagi ada orang yang membacanya.
4) Orang yang menggali perigi selagi ada orang yang meng-gunakannya.
5) Barangsiapa yang menanam tanam-tanaman selagi ada yang me-makannya baik manusia atau burung.
6) Mereka yang mengajarkan ilmu yang berguna selama masih di-amalkan oleh orang yang mempelajarinya.
7) Orang yang meninggalkan anak yang soleh yang selalu mendoa-kan kedua orang tuanya dan beristighfar baginya yakni anak yang selalu diajari ilmu Al-Qur'an maka orang yang mengajarnya akan mendapat pahala selagi anak itu mengamalkan ajaran-ajarannya tanpa mengurangi pahala anak itu sendiri.
Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW. telah bersabda : "Apabila telah mati anak Adam, maka terhentilah amalnya melainkan tiga macam:
1. Sedekah yang berjalan terus (Sedekah Amal Jariah)
2. Ilmu yang berguna dan diamalkan.
3. Anak yang soleh yang mendoakan baik baginya.



(5)
MINUM ARAK PUNCAK SEGALA KEJAHATAN

Dosa manakah, minum minuman yang memabukkan, berzina atau membunuh. Itulah teka-teki sebagai inti khutbah Khalifah Ustman bin Affan r.a. seperti yang diriwayatkan oleh Az-Zuhriy, dalam khutbah Ustman itu mengingatkan umat agar berhati-hati terhadap minuman khamr (arak). Sebab minuman yang memabukkan itu sebagai pangkal perbuatan keji dan sumber segala dosa.
Dulu hidup seorang ahli ibadah yang selalu tekun beribadah ke masjid, lanjut khutbah Khalifah Ustman. Suatu hari lelaki yang sholeh itu berkenalan dengan seorang wanita cantik.
Karena sudah terjatuh hati, lelaki itu menurut saja ketika disuruh memilih antara tiga permintaannya, tentang kemaksiatan. Pertama minum khamr, kedua berzina dan ketiga membunuh bayi. Mengira minum arak dosanya lebih kecil daripada dua pilihan lain yang diajukan wanita pujaan itu, lelaki soleh itu lalu memilih minum khamr.
Tetapi apa yang terjadi, dengan minum arak yang memabukkan itu malah dia melanggar dua kejahatan yang lain. Dalam keadaan mabuk dan lupa diri, lelaki itu menzinai pelacur itu dan membunuh bayi di sisinya.
"Karena itulah hindarilah khamr, karena minuman itu sebagai biang keladi segala kejahatan dan perbuatan dosa. Ingatlah, iman dengan arak tidak mungkin bersatu dalam tubuh manusia. Salah satu di an-taranya harus keluar. Orang yang mabuk mulutnya akan menge-luarkan kata-kata kufur, dan jika menjadi kebiasaan sampai akhir hayatnya, ia akan kekal di neraka."



(6)
KISAH TEMPAT TINGGAL RUH

Abu Bakar r.a telah ditanya tentang ke mana ruh pergi setelah ia keluar dari jasad, maka berkata Abu Bakar r.a : "Ruh itu menuju ke tujuh tempat" :
1.Ruh para nabi dan utusan menuju ke Sorga Adnin.
2.Ruh para ulama menuju ke Sorga Firdaus.
3.Ruh para mereka yang berbahagia menuju ke Sorga Illiyyina.
4.Ruh para syuhada beterbangan seperti burung di Sorga sekehen-dak mereka.
5.Ruh para mukmin yang berdosa akan tergantung di udara tidak di bumi dan tidak di langit sampai hari kiamat.
6.Ruh anak-anak orang yang beriman akan berada di gunung dari minyak misik.
7.Ruh orang-orang kafir akan berada dalam neraka Sijjin, mereka disiksa beserta jasadnya sampai hari kiamat.
Telah bersabda Rasulullah SAW bahwa : "Tiga kelompok manusia yang akan berjabat tangannya dengan para malaikat pada hari mereka keluar dari kuburnya ialah" :-
1.Orang-orang yang mati syahid.
2.Orang-orang yang mengerjakan sholat malam dalam bulan Ramadhan.
3.Orang yang puasa hari Arafah.


(7)
KISAH KELEBIHAN BERSHOLAWAT
KE ATAS RASULULLAH SAW

Rasulullah SAW telah bersabda bahwa, "Malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail AS. telah berkata kepadaku.
Berkata Jibril AS. : "Wahai Rasulullah, barang siapa yang membaca sholawat ke atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan saya bimbing tangannya dan akan saya bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar."
Berkata pula Mikail AS. : "Mereka yang bersholawat ke atas kamu akan aku beri mereka minum dari telagamu."
Berkata pula Israfil AS. : "Mereka yang bersholawat kepadamu akan aku sujud kepada Allah SWT dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah SWT mengampuni orang itu."
Malaikat Izrail AS pula berkata : "Bagi mereka yang bersholawat ke atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi-nabi."
Apakah kita tidak cinta kepada Rasulullah SAW.? Para malaikat memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang bersho-lawat ke atas Rasulullah SAW.
Dengan kisah yang dikemukakan ini, kami harap para pembaca tidak akan melepaskan peluang untuk bersholawat ke atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang kesayangan Allah, Rasul dan para malaikat.


(8)
TANDA-TANDA KIAMAT

Hudzaifah bin As-yad al-Ghifary berkata, sewaktu kami sedang berbincang, tiba-tiba datang Nabi Muhammad SAW kepada kami lalu bertanya, "Apakah yang kamu semua sedang perbincangkan.?"
Lalu kami menjawab, "Kami sedang memperbincangkan tentang hari Kiamat."
Sabda Rasulullah SAW. "Sesungguhnya kiamat itu tidak akan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda :
· *Asap
· *Dajjal
· *Binatang melata di bumi
· *Terbitnya matahari di sebelah barat
· *Turunnya Nabi Isa AS
· *Keluarnya Yakjuj dan Makjuj
· *Gerhana di timur
· *Gerhana di barat
· *Gerhana di jazirah Arab
· *Keluarnya api dari kota Yaman menghalau manusia ke tempat pengiringan mereka.
Dajjal maksudnya ialah bahaya besar yang tidak ada ba-haya sepertinya sejak Nabi Adam A.S sampai hari kiamat. Daj-jal boleh membuat apa saja perkara-perkara yang luar biasa. Dia akan men-dakwa dirinya Tuhan, sebelah matanya buta dan di antara kedua matanya tertulis perkataan 'Ini adalah orang kafir'.
Asap akan memenuhi timur dan barat, ia akan berlaku selama 40 hari. Apabila orang yang beriman terkena asap itu, ia akan bersin seperti terkena selesma, sementara orang kafir keadaannya seperti orang mabuk, asap akan keluar dari hidung, telinga dan dubur mereka.
Binatang melata yang dikenali sebagai Dabatul Ard ini akan keluar di kota Mekah dekat gunung Shafa, ia akan berbicara dengan kata-kata yang fasih dan jelas. Dabatul Ard ini akan membawa tongkat Nabi Musa AS dan cincin Nabi Sulaiman AS.
Apabila binatang ini memukulkan tongkatnya ke dahi orang yang beriman, maka akan tertulislah di dahi orang itu 'Ini adalah orang yang beriman'. Apabila tongkat itu dipukulkan ke dahi orang yang kafir, maka akan tertulislah 'Ini adalah orang kafir'.
Turunnya Nabi Isa. AS di negeri Syam di menara putih, beliau akan membunuh dajjal. Kemudian Nabi Isa AS akan menjalankan syariat Nabi Muhammad SAW.
Yakjuj dan Makjuj pula akan keluar, mereka ini merupakan dua golongan. Satu golongan kecil dan satu lagi golongan besar. Yakjuj dan Makjuj itu kini berada di belakang bendungan yang dibangunkan oleh Iskandar Zulqarnain. Keluarnya mereka ini, bilangannya tidak terhitung banyaknya, sehingga kalau air laut Thahatiah diminum nis-caya tidak akan tinggal walaupun setitik.
Rasulullah SAW telah bersabda, "Hari kiamat itu mem-punyai tanda, bermulanya dengan tidak laris jualan di pasar, sedikit saja hujan dan begitu juga dengan tumbuh-tumbuhan. Ghibah menjadi-jadi dan merata-rata, memakan riba, banyaknya anak-anak zina, orang kaya diagung-agungkan, orang-orang fasik akan bersuara lantang di masjid, para ahli mungkar lebih banyak menonjol dari ahli haq"
Berkata Ali bin Abi Talib, Akan datag di suatu masa di mana Islam itu hanya akan tinggal namanya saja, agama hanya bentuk saja, Al-Qur'an hanya dijadikan bacaan saja, mereka mendirikan masjid, sedangkan masjid itu sunyi dari zikir menyebut Asma Allah. Orang-orang yang paling buruk pada zaman itu ialah para ulama, dari mereka akan timbul fitnah dan fitnah itu akan kembali kepada mereka juga. Semua yang tersebut di atas adalah tanda-tanda hari kiamat."
Sabda Rasulullah SAW, "Apabila harta orang kafir yang dihalalkan tanpa perang yang dijadikan pembahagian bergilir, amanat dijadikan seperti harta rampasan, zakat dijadikan seperti pinjaman, belajar lain daripada agama, orang lelaki taat kepada isterinya, men-durhakai ibunya, lebih rapat dengan teman dan menjauhkan ayahnya, suara-suara lantang dalam masjid, pemimpin kaum dipilih dari orang yang fasik, orang dimuliakan karena ditakuti akan tindakan jahat dan aniayanya dan bukan karena takut akan Allah, maka kesemua itu adalah tanda-tanda kiamat."



(9)
ANAK KECIL YANG TAKUT API NERAKA

Dalam sebuah riwayat menyatakan bahwa ada seorang lelaki tua sedang berjalan-jalan di tepi sungai, sedang dia berjalan-jalan trepandang olehnya seorang anak kecil sedang mengambil wudhu' sambil menangis.
Ketika orang tua itu melihat anak kecil tadi menangis, dia pun berkata, "Wahai anak kecil kenapa kamu menangis?"
Maka anak kecil itu menjawab, "Wahai pakcik saya telah mem-baca ayat al-Qur'an sehingga sampai kepada ayat yang berbunyi, "Yaa ayyuhal ladziina aamanuu quu anfusakum" yang maksudnya, " Wahai orang-orang yang beriman, jagalah olehmu sekalian akan dirimu." Saya menangis sebab saya takut akan dimasukkan ke dalam api neraka."
Berkata orang tua itu, "Wahai anak, janganlah kamu takut, sesungguhnya kamu terpelihara dan kamu tidak akan dimasukkan ke dalam api neraka."
Berkata anak kecil itu, "Wahai pakcik, pakcik adalah orang yang berakal, tidakkah pakcik lihat kalau orang menyalakan api, maka yang pertama kali akan mereka letakkan ialah ranting-ranting kayu yang kecil dahulu, kemudian baru mereka letakkan yang besar. Jadi tentulah saya yang kecil ini akan dibakar dahulu sebelum dibakar orang dewasa."
Berkata orang tua itu, sambil menangis, "Sungguh anak kecil ini lebih takut kepada neraka daripada orang yang dewasa, maka bagai-manakah keadaan kami nanti?"




(10)
JIBRIL AS,
KERBAU, KELELAWAR, DAN CACING

Suatu hari Allah SWT memerintahkan malaikat Jibri AS untuk pergi menemui salah satu makhluk-Nya yaitu kerbau dan menanyakan pada si kerbau apakah dia senang telah diciptakan Allah SWT sebagai seekor kerbau. Malaikat Jibril AS segera pergi menemui si Kerbau.
Di siang yang panas itu si kerbau sedang berendam di sungai. Malaikat Jibril AS mendatanginya kemudian mulai bertanya kepada si kerbau, "hai kerbau apakah kamu senang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai seekor kerbau". Si kerbau menjawab, "Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah men-jadikan aku sebagai seekor kerbau, dari pada aku dijadikan-Nya sebagai seekor kelelawar yang ia mandi dengan kencingnya sendiri". Mendengar jawaban itu Malaikat Jibril AS segera pergi menemui seekor kelelawar.
Malaikat Jibril AS mendatangi seekor kelelawar yang siang itu sedang tidur bergantungan di dalam sebuah goa. Kemudian mulai bertanya kepada si kelelawar, "hai kelelawar apakah kamu senang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai seekor kelelawar". "Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor kelelawar dari pada aku dijadikan-Nya seekor cacing. Tubuhnya kecil, tinggal di dalam tanah, berjalannya saja menggunakan perutnya", jawab si kelelawar. Mendengar jawaban itu pun Malaikat Jibril AS segera pergi menemui seekor cacing yang sedang merayap di atas tanah.
Malaikat Jibril AS bertanya kepada si cacing, "Wahai cacing kecil apakah kamu senang telah dijadikan Allah SWT sebagai seekor cacing". Si cacing menjawab, " Masya Allah, alhamdulillah, aku ber-syukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor cacing, dari pada dijadikaan-Nya aku sebagai seorang manusia. Apabila mereka tidak memiliki iman yang sempurna dan tidak beramal sholih ketika mereka mati mereka akan disiksa selama-lamanya".



(11)
DOSA YANG LEBIH BESAR DARI
BERZINA

Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita ber-jalan terhuyung-huyung. Pakaianya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam dukacita yang mencekam. Kerudungnya me-nangkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa hias muka atau per-hiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepe-dihan yang tengah merusakkan hidupnya. Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa as. Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan uluk salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk".
Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya agar Tuhan berkenan mengam-puni dosa keji saya." "Apakah dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa as. terkejut. "Saya takut mengatakannya." jawab wanita cantik. "Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa. Maka perempuan itupun terpatah bercerita, "Saya... telah berzina.
Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak. Perempuan itu meneruskan, "Dari perzinaan itu saya pun... lantas hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya... cekik lehernya sampai... tewas," ucap wanita itu seraya menangis sejadi-jadinya. Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia menghardik, "Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbua-tanmu. Pergi!"... teriak Nabi Musa sambil mema-lingkan mata karena jijik. Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut.
Dia terhantuk-hantuk keluar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus ke-mana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mau dibawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah me-nolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya.
Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun men-datangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, "Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?" Nabi Musa terperanjat. "Dosa apa-kah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?" Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril. "Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang nista itu?" "Ada!" jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa kian penasaran."Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina" Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut.
Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sholat itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya. Se-dang orang yang bertobat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedata-ngannya.
(Dikutip dari buku 30 kisah teladan - KH Abdurrahman Arroisy)
Dalam hadith Nabi SAW disebutkan : Orang yang mening-galkan sholat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur'an, membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka'bah.
Dalam hadith yang lain disebutkan bahwa orang yang mening-galkan sholat sehingga terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksa dalam neraka selama satu huqub. Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedang-kan satu hari diakherat perbandingannya adalah seribu tahun di dunia.
Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita pezina dan dua hadith Nabi, mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dan timbul niat untuk melaksanakan kewajiban sholat dengan istiqomah. Tolong sebarkan kepada saudara-saudara kita yang belum mengetahui.
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubuilaiik.



(12)
KUBUR MENYERU MANUSIA
SEBANYAK LIMA KALI SETIAP HARI

1.Aku rumah yang terpencil, maka kamu akan senang dengan selalu membaca Al-Quran.
2.Aku rumah yang gelap, maka terangilah aku dengan selalu sholat malam.
3. Aku rumah penuh dengan tanah dan debu, bawalah amal soleh yang menjadi hamparan.
4.Aku rumah ular berbisa, maka bawalah amalan Bismillah sebagai penawar.
5. Aku rumah pertanyaan Munkar dan Nakir, maka banyaklah bacaan "Laailaha illallah, Muhammadur Rasulullah", supaya kamu dapat jawaban kepadanya.


(13)
LIMA JENIS RACUN
DAN LIMA PENAWARNYA
1. Dunia itu racun, zuhud I obatnya.
2. Harta itu racun, zakat obatnya.
3. Perkataan yang sia-sia itu racun, zikir obatnya.
4. Seluruh umur itu racun, taat obatnya.
5. Seluruh tahun itu racun, Ramadhan obatnya.



(14)
GAMBARAN HIDUP SESUDAH MATI

Sahabat Ma’adz bin Jabal bertanya kepada Rasulullah : “ Ya Rasul …Terangkan kepadaku tentang makna firman Allah : Yaitu hari ketika ditiup sangkakala, lalu kamu ngina berkelompok-kelompok .”
Maka menangislah Rasulullah. Cucuran airmatanya membasahi bajunya Engkau telah bertanya sesuatu yang dahsyat. Umatku akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam 12 (dua belas) kelompok tabiat :
Kelompok pertama : Dibangkitkan tanpa tangan dan kaki. Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan “ Mereka adalah orang-orang yang meng-gangu tetangganya. Maka inilah ganjarannya dan nerakalah tempatnya .”
Kelompok kedua : Dibangkitkan dalam bentuk babi. Seraya terde-ngar suara dari sisi Tuhan “Mereka adalah orang-orang yang bermalas-malas melakukan shalat, Maka inilah ganjarannya dan nerakal tempatnya .”
Kelompok ketiga : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan perut besar menggunung, dipenuhi ular dan kalajengking
Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan “Mereka adalah orang-orang yang menahan-nahan zakat Maka inilah ganjarannya dan nerakalah tempatnya.”
Kelompok keempat : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan darah mengalir dari mulut. Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan “Mereka adalah orang-orang yang berdusta dalam jual-beli Maka inilah ganjarannya dan nerakalah tempatnya.”
Kelompok kelima : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan berbau busuk. Lebih busuk dari bau bangkai Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan “Mereka adalah orang-orang yang melakukan maksiat tersem-bunyi karena merasa takut dilihat orang tetapi tidak takut dari pengawasan Allah Maka inilah ganjarannya dan neraka tempatnya.”
Kelompok keenam : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan terputus lehernya Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan “Mereka adalah orang-orang yang memberi kesaksian palsu. Maka inilah ganjarannya dan nerakalah tempatnya.”
Kelompok ketujuh : Dibangkitkan dari kuburnya tanpa memiliki lidah. Dari mulutnya mengalir nanah dan darah. Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan “ Mereka adalah orang-orang yang menolak memberi kesaksian Maka inilah ganjarannya dan neraka tempatnya.”
Kelompok kedelapan : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan tertunduk. Kedua kaki di atas kepala Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan “ Mereka adalah orang-orang yang gemar melakukan zina dan keburu mati sebelum bertobat Maka inilah ganjarannya dan nerakalah tempatnya.”
Kelompok kesembilan : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan berwajah hitam. Matanya biru perutnya penuh api Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan “Mereka adalah orang-orang yang memakan harta, dan merampas hak anak-anak yatim secara dzalim Maka inilah ganjarannya dan nerakalah tempatnya.”
Kelompok kesepuluh : Dibangkitkan dari kuburnya Dalam keadaan sakit kusta dan sopak Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan “Mereka adalah orang-orang yang mendurhakai kedua orangtua Maka inilah gan-jarannya dan nerakalah tempatnya.”
Kelompok kesebelas : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan buta-hati buta-mata. Giginya seperti tanduk kerbau. Bibir dan lidahnya bergelantungan mencapai dada, perut, dan paha. Sedang dari perutnya keluar kotoran. Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan “Mereka adalah orang-orang yang gemar meminum khamr Maka inilah ganjarannya dan nerakalah tempatnya.”
Kelompok kedua belas : Dibangkitkan dari kuburnya dengan wajah bercahaya, seperti sinar bulan purnama. Melewati sirath al-Mustaqim. Secepat kilat menyambar ngina Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan “ Mereka adalah orang-orang yang melakukan amal kebajikan. Menjauhi segala kemaksiatan. Rajin memenuhi panggilan shalat, dan mati sesudah bertobat Maka ganjaran mereka adalah: Pengampunan, rahmat, dan ridha, Serta surga dari Allah Ta’ala.”



(15)
BILA SELALU MENGINGAT MATI

Sehalus-halus kehinaan di sisi ALLAH adalah tercerabutnya kedekatan kita dari sisi-Nya. Hal ini biasanya ditandai dengan kualitas ibadah yang jauh dari meningkat, atau bahkan malah menurun. Tidak bertambah bagus ibadahnya, tidak bertambah pula ilmu yang dapat membuatnya takut kepada ALLAH, bahkan justru maksiat pun sudah mulai dilakukan, dan anehnya yang bersangkutan tidak merasa rugi. Inilah tanda-tanda akan tercerabutnya nikmat berdekatan bersama ALLAH Azza wa Jalla.
Pantaslah bila Imam Ibnu Athoillah pernah berujar, "Rontoknya iman ini akan terjadi pelan-pelan, terkikis-kikis sedikit demi sedikit sampai akhirnya tanpa terasa habis tandas tidak tersisa". Demikianlah yang terjadi bagi orang yang tidak berusaha memelihara iman di dalam kalbunya. Karenanya jangan pernah permainkan nikmat iman di hati ini.
Ada sebuah kejadian yang semoga dengan diungkap-kannya di forum ini ada hikmah yang bisa diambil. Kisahnya dari seorang teman yang waktu itu nampak begitu rajin beribadah, saat shalat tak lepas dari linang air mata, shalat tahajud pun tak pernah putus, bahkan anak dan istrinya diajak pula untuk berjamaah ke mesjid. Selidik punya selidik, ternyata saat itu dia sedang menanggung utang. Karenanya diantara ibadah-ibadahnya itu dia selipkan pula doa agar utangnya segera terlunasi. Selang beberapa lama, ALLAH Azza wa Jalla, Zat yang Mahakaya dan Maha Mengabulkan setiap doa hamba-Nya pun berkenan melunasi utang rekan tersebut.
Sayangnya begitu utang terlunasi doanya mulai jarang, hilang pula motivasinya untuk beribadah. Biasanya kehilangan shalat tahajud menangis tersedu-sedu, "Mengapa Engkau tidak membangunkan aku, ya ALLAH-?!", ujarnya seakan menyesali diri. Tapi lama-kelamaan tahajud tertinggal justru menjadi senang karena jadual tidur menjadi cukup. Bahkan sebelum azan biasanya sudah menuju mesjid, tapi akhir-akhir ini datang ke mesjid justru ketika azan. Hari berikutnya ketika azan tuntas baru selesai wudhu. Lain lagi pada besok harinya, ketika azan selesai justru masih di rumah, hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk shalat di rumah saja.
Begitupun untuk shalat sunat, biasanya ketika masuk mesjid shalat sunat tahiyatul mesjid terlebih dulu dan salat fardhu pun selalu dibarengi shalat rawatib. Tapi sekarang saat datang lebih awal pun malah pura-pura berdiri menunggu iqamat, selalu ada saja alasannya. Sesudah iqamat biasanya memburu shaf paling awal, kini yang diburu justru shaf paling tengah, hari berikutnya ia memilih shaf sebelah pojok, bahkan lama-lama mencari shaf di dekat pintu, dengan alasan supaya tidak terlambat dua kali. "Kalau datang terlambat, maka ketika pulang aku tidak boleh terlambat lagi, pokoknya harus duluan!" Pikirnya.
Saat akan shalat sunat rawatib, ia malah menundanya dengan alasan nanti akan di rumah saja, padahal ketika sampai di rumah pun tidak dikerjakan. Entah disadari atau tidak oleh diri-nya, ternyata pelan-pelan banyak ibadah yang ditinggalkan. Bahkan pergi ke majlis ta'lim yang bia-sanya rutin dilakukan, majlis ilmu di mana saja dikejar, sayangnya akhir-akhir ini kebiasaan itu malah hilang.
Ketika zikir pun biasanya selalu dihayati, sekarang justru antara apa yang diucapkan di mulut dengan suasana hati, sama sekali bak gayung tak bersambut. Mulut mengucap, tapi hati malah keliling dunia, masyaallah. Sudah dilakukan tanpa kesadaran, seringkali pula selalu ada alasan untuk tidak melakukannya. Saat-saat berdoa pun menjadi kering, tidak lagi meman-carkan keuatan ruhiah, tidak ada sentuhan, inilah tanda-tanda hati mulai mengeras.
Kalau kebiasaan ibadah sudah mulai tercerabut satu persatu, maka inilah tanda-tanda sudah tercerabutnya taupiq dari-Nya. Akibat selanjutnya mudah ditebak, ketahanan penja-gaan diri menjadi blong, kata-katanya menjadi kasar, mata jelalatan tidak terkendali, dan emosinya mudah membara. Apalagi ketika ibadah shalat yang merupakan benteng dari perbuatan keji dan munkar mulai lambat dilakukan, kadang-kadang pula mulai ditinggalkan. Ibadah yang lain nasibnya tak jauh beda, hingga akhirnya meningallah ia dalam keadaan hilang keyakinannya kepada ALLAH. Inilah yang disebut suul khatimah (jelek di akhir), naudzhubillah. Apalah artinya hidup kalau akhirnya seperti ini. ***
Ada lagi sebuah kisah pilu ketika suatu waktu bersila-turahmi ke Batam. Kisahnya ada seorang wanita muda yang tidak bisa menjaga diri dalam pergaulan dengan lawan jenisnya sehingga dia hamil, sedangkan laki-lakinya tidak tahu entah kemana (tidak ber-tanggung jawab). Hampir putus asa ketika si wanita ini minta tolong kepada seorang pemuda mesjid. Dito-longlah ia untuk bisa melakukan persalinan di suatu klinik bersalin, hingga ia bisa melahirkan dengan lancar. Walau tidak jelas siapa ayahnya, akhirnya si wanita ini menjadi ibu dari seorang bayi mungil.
Sayangnya, sesudah beberapa lama ditolong, sifat-sifat jahiliyahnya kambuh lagi. Mungkin karena iman dan ilmunya masih kurang, bahkan ketika dinasihati pun tidak mempan lagi hingga akhirnya dia terjerumus lagi. Demikianlah kisah si wanita ini, ia kembali hamil di luar nikah tanpa ada pria yang mau bertanggung jawab.
Lalu ditolonglah ia oleh seseorang yang ternyata aqidahnya beda. Si orang yang akan membantu pun menawarkan bantuan keuangan dengan catatan harus pindah agama terlebih dulu. Si wanita pun menyetujuinya, dalam hatinya "Toh hanya untuk persalinan saja, setelah melahirkan aku akan masuk Islam lagi". Tapi ternyata ALLAH menentukan lain, saat persalinan itu justru malaikat Izrail datang menjemput, meninggalah si wanita dalam keadaan murtad, naudzhubillah.
***
Cerita ini nampaknya bersesuaian pula dengan sebuah kisah klasik dari Imam Al Ghazali.
Suatu ketika ada seseorang yang sudah bertahun-tahun menjadi muazin di sebuah menara tinggi di samping mesjid. Kebetulan di samping mesjid itu ada sebuah rumah yang ternyata dihuni oleh keluarga non-muslim, diantara anak-anak keluarga itu ada seorang anak perempuan berparas cantik yang sedang berangkat remaja.
Tiap naik menara untuk azan, secara tidak disengaja tatapan mata sang muazin selalu tertumbuk pada si anak gadis ini, begitu pula ketika turun dari menara. Seperti pepatah mengatakan "dari mata turun ke hati", begitulah saking seringnya memandang, hati sang muazin pun mulai terpaut akan paras cantik anak gadis ini. Bahkan saat azan yang diucapkan di mulut Allahuakbar-Allahuakbar, tapi hatinya malah khusyu memikirkan anak gadis itu.
Karena sudah tidak tahan lagi, maka sang muazin ini nekad mendatangi rumah si anak gadis tersebut dengan tujuan untuk melamarnya. Hanya sayang, orang tua si anak gadis menolak dengan mentah-mentah, apalagi jika anaknya harus pindah keyakinan karena mengikuti agama calon suaminya, sang muazin yang beragama Islam itu. "Selama engkau masih memeluk Islam sebagai agamamu, tidak akan pernah aku ijinkan anakku menjadi istrimu" ujar si Bapak, seolah-olah memberi syarat agar sang muazin ini mau masuk agama keluarganya terlebih dulu.
Berpikir keraslah sang muazin ini, hanya sayang, saking ngebetnya pada gadis ini, pikirannya seakan sudah tidak mampu lagi berpikir jernih. Hingga akhirnya di hatinya terbersit suatu niat, "Ya ALLAH saya ini telah bertahun-tahun azan untuk mengingatkan dan mengajak manusia menyem-bah-Mu. Aku yakin Engkau telah menyaksikan itu dan telah pula memberikan balasan pahala yang setimpal. Tetapi saat ini aku mohon be-berapa saat saja ya ALLAH, aku akan berpura-pura masuk agama keluarga si anak gadis ini, setelah menikahinya aku berjanji akan kembali masuk Islam". Baru saja dalam hatinya terbersit niat seperti itu, dia terpeleset jatuh dari tangga menara mesjid yang cukup tinggi itu. Akhirnya sang muazin pun meninggal dalam keadaan murtad dan suul khatimah.
***
Kalau kita simak dengan seksama uraian-uraian kisah di atas, nampaklah bahwa salah satu hikmah yang dapat kita ambil darinya adalah jikalau kita sedang berbuat kurang bermanfaat bahkan zhalim, maka salah satu teknik mengeremnya adalah dengan 'mengingat mati'. Bagaimana kalau kita tiba-tiba meninggal, padahal kita sedang berbuat maksiat, zhalim, atau aniaya? Tidak takutkah kita mati suul khatimah? Nau-dzhubillah. Ternyata ingat mati menjadi bagian yang sangat penting setelah doa dan ikhtiar kita dalam memelihara iman di relung kalbu ini. Artinya kalau ingin meninggal dalam keadaan khusnul khatimah, maka selalulah ingat mati.
Dalam hal ini Rasulullah SAW telah mengingatkan para sahabatnya untuk selalu mengingat kematian. Dikisahkan pada suatu hari Rasulullah keluar menuju mesjid. Tiba-tiba beliau mendapati suatu kaum yang sedang mengobrol dan tertawa. Maka beliau bersabda, "Ingatlah kematian. Demi Zat yang nyawaku berada dalam kekuasaan-Nya, kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis."
Dan ternyata ingat mati itu efektif membuat kita seakan punya rem yang kokoh dari berbuat dosa dan aniaya. Akibatnya dimana saja dan kapan saja kita akan senantiasa terarahkan untuk melakukan segala sesuatu hanya yang bermanfaat. Begitupun ketika misalnya, mendengarkan musik ataupun nyanyian, yang didengarkan pasti hanya yang bermanfaat saja, seperti nasyid-nasyid Islami atau bahkan bacaan Al Quran yang mengingatkan kita kepada ALLAH Azza wa Jalla. Sehingga kalaupun malaikat Izrail datang menjemput saat itu, alhamdulillah kita sedang dalam kondisi ingat kepada ALLAH. Inilah khusnul khatimah.
Bahkan kalau kita lihat para arifin dan salafus shalih senan-tiasa mengingat kematian, seumpama seorang pemuda yang menunggu keka-sihnya. Dan seorang kekasih tidak pernah melupakan janji kekasihnya. Diri wayatkan dari sahabat Hudzaifah r.a. bahwa ketika kematian men-jemputnya, ia berkata, "Kekasih datang dalam keadaan miskin. Tiadalah beruntung siapa yang menyesali kedatangannya. Ya ALLAH, jika Engkau tahu bahwa kefakiran lebih aku sukai daripada kaya, sakit lebih aku sukai daripada sehat, dan kematian lebih aku sukai daripada kehidupan, maka mudahkanlah bagiku kematian sehingga aku menemui-Mu."
Akhirnya, semoga kita digolongkan ALLAH SWT menjadi orang yang beroleh karunia khusnul khatimah. Amin! ***




(16)
TERKENA API DI KUBURAN

Diceritakan dari Ibnu Hajar bahwa serombongan orang dari kalangan Tabi'in pergi berziarah ke rumah Abu Sinan. Baru sebentar mereka di ru-mah itu, Abu Sinan telah mengajak mereka untuk berziarah ke rumah jirannya.
"Mari ikut saya ke rumah jiran untuk mengucapkan ta'ziah atas kematian saudaranya." kata Abu Sinan kepada tetamunya.
Sesampainya di sana, mereka mendapati saudara si mati senantiasa menangis karena terlalu sedih. Para tetamu telah berusaha menghibur dan membujuknya agar jangan menangis, tapi tidak berjaya.
"Apakah kamu tidak tahu bahwa kematian itu suatu perkara yang mesti dijalani oleh setiap orang?" tanya para tetamu.
"Itu aku tahu. Akan tetapi aku sangat sedih karena memikirkan siksa yang telah menimpa saudaraku itu." jawabnya.
"Apakah engkau mengetahui perkara yang ghaib?"
"Tidak. Akan tetapi ketika aku menguburkannya dan meratakan tanah di atasnya telah terjadi sesuatu yang menakutkan. Ketika itu orang-orang telah pulang, tapi aku masih duduk di atas kuburnya. Tiba-tiba terdengar suara dari dalam kubur "Ah....ah....Mereka tinggalkan aku seorang diri menanggung siksa. Padahal aku mengerjakan puasa dan sholat". Jeritan itu betul-betul membuatku menangis karena kasihan. Aku coba menggali kuburnya semula karena ingin tahu apa yang su-dah terjadi di dalamnya. Ternyata kuburan itu telah penuh dengan api dan di leher si mayat ada rantai dari api. Karena kasihan kepada sau-dara, aku coba untuk melepaskan rantai itu dari lehernya. Ketika aku hulurkan tangan untuk membukanya, tanganku terbakar."
Lelaki itu menunjukkan tangannya yang masih hitam dan me-ngelupas kulitnya karena kena api dari dalam kubur kepada tetamu. Dia meneruskan ceritanya: "Aku terus menimbun kubur itu seperti semula dan pulang dengan segera. Bagaimana kami tidak akan mena-ngis apabila mengingat keadaan itu?"
"Apa yang biasa dilakukan oleh saudaramu ketika di dunia?" tanya teman-teman Abu Sinan.
"Dia tidak mengeluarkan zakat hartanya." jawabnya.
Dengan jawaban ini, teman-teman Abu Sinan membuat kesim-pulan tentang kebenaran ayat Suci Al-Quran surah Ali Imran yang artinya:
"Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa ke-bakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dika-lungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Ali Imran, 180)



(17)
AMANAH SEORANG SAHABAT

Diceritakan bahwa ada dua orang lelaki dari kalangan sahabat Rasulullah s.w.a. berteman baik saling ziarah menziarahi antara satu dengan lainnya. Mereka adalah Sha'b bin Jastamah dan Auf bin Malik.
"Wahai saudaraku, siapa di antara kita yang pergi (meninggal dunia) ter-lebih dahulu, hendaknya saling kunjung mengunjungi." kata Sha'b kepada Auf di suatu hari.
"Betul begitu?" tanya Auf.
"Betul." jawab Sha'b.
Ditakdirkan Allah, Sha'b meninggal dunia terlebih dahulu. Pada suatu malam Auf bermimpi melihat Sha'b datang mengunjunginya.
"Engkau wahai saudaraku?" tanya Auf.
"Benar." jawab Sha'b.
"Bagaimana keadaan dirimu?"
"Aku mendapatkan keampunan setelah mendapat musibah."
Ketika Auf melihat pada leher Sha'b, dia melihat ada tanda hitam di situ.
"Apa gerangan tanda hitam di lehermu itu?" tanya Auf.
"Ini adalah akibat sepuluh dinar yang aku pinjam dari seseorang Yahudi, maka tolong jelaskan hutang tersebut. Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa tidak satupun kejadian yang terjadi di dalam keluargaku, semua terjadi pula setelah kematianku. Bahkan terhadap kucing yang matipun dipertanggungjawabkan juga. Ingatlah wahai saudaraku, bahwa anak perempuanku yang mati enam hari yang lalu, perlu engkau beri pelajaran yang baik dan pengertian baginya."
Perbincangan di antara kedua-dua lelaki yang bersahabat itu terhenti karena Auf terjaga dari tidurnya. Dia menyadari bahwa semua yang dimimpikannya itu merupakan pelajaran dan peringatan baginya. Pada pagi harinya dia segera pergi ke rumah keluarga Sha'b.
"Selamat datang wahai Auf. Kami sangat gembira dengan kedatang-anmu." kata keluarga Sha'b. "Beginilah semestinya kita bersaudara. Mengapa anda datang setelah Sha'b tidak ada di dunia?"
Auf menerangkan maksud kedatangannya yaitu untuk memberi-tahukan semua mimpinya malam tadi. Keluarga Sha'b faham akan semua-nya dan percaya bahwa mimpinya itu benar. Mereka pun mengumpulkan sepuluh dinar dari wang simpanan Sha'b sendiri lalu diberikan kepada Auf agar dibayarkan kepada si Yahudi.
Auf segera pergi ke rumah si Yahudi untuk menjelaskan hutang Sha'b.
"Adakah Sha'b mempunyai tanggungan sesuatu kepadamu?" tanya Auf.
"Rahmat Allah ke atas Sha'b Sahabat Rasulullah SAW. Benar, aku telah memberinya pinjaman sebanyak sepuluh dinar." jawab si Yahudi.
Setelah Auf menyerahkan sepuluh dinar, si Yahudi berkata: "Demi Allah dinar ini serupa benar dengan dinarku yang dipinjamnya dulu."
Dengan demikian, Auf telah melaksanakan amanah dan pesan saudara seagamanya yang telah meninggal dunia.



(18)
BANYAKLAH BER-DZIKIR

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a.. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW. Bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT memiliki malaikat-malaikat yang berkeliling di jalan-jalan guna mencari hamba ahli berzikir.
Jika mereka mendapati kaum yang selalu berzikir kepada Allah SWT, mereka menyerunya, `Serukanlah kebutuhan kalian.'
Kemudian mereka membawanya dengan sayap-sayapnya ke atas langit bumi.
Lalu mereka ditanya oleh Rabb-nya (Dia Maha Mengetahui), `Apa yang dikatakan oleh hamba-hamba-Ku?'
Para malaikat menjawab, `Mereka menyucikan dan mengagungkan Engkau, memuji dan memuliakan Engkau.'
Allah berfirman, `Apakah mereka melihat-Ku?'
Para malaikat menjawab, `Tidak, demi Allah, mereka tidak melihat-Mu.'
Allah berfirman, `Bagaimana kalau mereka melihat Aku?'
Para malaikat berkata, `Kalau mereka melihat-Mu, tentunya ibadah mereka akan bertambah, tambah menyucikan dan memuliakan Engkau.'
Allah SWT berfirman, `Apa yang mereka minta?'
Para malaikat berkata, `Mereka memohon surga kepada-Mu.'
Allah berfirman, `Apakah mereka pernah melihatnya?'
Para malaikat berkata, `Tidak, demi Allah, mereka tidak pernah melihat-nya.' Allah SWT berfirman, `Bagaimana kalau mereka melihatnya?'
Para malaikat berkata, `Kalau mereka melihatnya, niscaya mereka akan semakin berhasrat serta tamak dalam memohon dan memintanya.'
Allah SWT berfirman, `Pada apa mereka memohon perlindungan?'
Para malaikat berkata, `Mereka memohon perlindungan dari neraka-Mu.'
Allah SWT berfirman, `Apakah mereka pernah melihatnya?'
Para malaikat berkata, `Kalau mereka melihatnya, niscaya mereka akan semakin berlari menjauhinya dan semakin takut.'
Allah SWT berfirman, `Kalian Aku jadikan saksi bahwa Aku telah meng-ampuni mereka.' Salah seorang dari malaikat itu berkata, `Di dalam kelompok mereka terdapat si Fulan yang bukan bagian dari mereka. Ia datang ke sana hanya untuk suatu keperluan.' Allah SWT berfirman, `Anggota majelis itu tidak menyengsarakan orang yang duduk bergabung dalam majelis mereka.'"



(19)
YANG DIMURKAI ALLAH

Setiap muslim pasti menghendaki agar diridhai, disenangi atau dicing-tai Allah Swt. Karena itu, sebagai muslim kita dituntut untuk melakukan hal-hal yang membuat Allah cinta dan ridha kepada kita, bukan hal-hal yang membuat Allah murka kepada hamba-hamba-Nya.
Di dalam Al-Qur’an dan hadith, banyak dalil yang menyebutkan perbuatan-perbuatan yang bila dilakukan manusia, maka Allah murka kepadanya. Diantara perbuatan manusia yang menyebabkan Allah murka kepadanya adalah sebagaimana yang disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW : Empat orang yang dimurkai Allah, yaitu: penjual yang suka bersumpah, fakir yang sombong, orang tua yang berzina, dan penguasa yang dzalim (HR. Nasa’i dan Baihaqi).
Dari hadith di atas, ada empat kelompok manusia yang dimurkai Allah Swt, ini perlu kita bahas agar kita bisa menjauhi perbuatan tersebut sehingga kita tidak termasuk ke dalam kelompok orang yang dimurkai Allah Swt.

Pedagang Yang Bersumpah
Dalam dunia perdagangan, sudah lumrah kalau pedagang ingin men-dapatkan keuntungan yang besar dengan memberikan harga yang lebih tinggi kepada pembeli, sementara pembeli juga ingin menda-patkan harga yang murah, sehingga mengajukan tawaran yang rendah. Untung memang boleh diraih, penawaran harga yang murah memang boleh dilakukan, namun kejujuran antara pedagang dan pembeli haruslah diutamakan.
Tetapi dalam dunia perdagangan sekarang, sangat sedikit --kalau tidak boleh kita sebut tidak ada-- pedagang dan pembeli yang jujur. Bahkan ketidakjujuran itu dibingkai juga dengan sumpah palsu dalam rangka memuji barang dagangannya yang membuatnya diang-gap pantas dengan harga yang mahal, sehingga pembeli menjadi yakin bahwa barang yang mahal itu menjadi terasa murah, ini membuat pembeli menjadi tambah tertarik dan membelinya. Pedagang seperti ini amat dimurkai oleh Allah Swt sebagaimana hadith di atas dan sumpah palsu memang akan membawa kebencian dari Allah Swt sehingga Dia tidak segan-segan untuk mengazabnya. Allah berfirman yang artinya: Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu diantaramu, yang menyebabkan tergelincir kaki (mu) sesudah kokoh tegaknya, dan kamu rasakan kemelaratan (di dunia) karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah; dan bagimu azab yang besar (QS 16:94).

Orang Miskin Yang Sombong
Kesombongan merupakan sesuatu yang dibenci Allah Swt, orang kaya yang sombong dengan sebab kekayaannya saja Allah ben-ci, apalagi kalau orang miskin menyombongkan diri dalam soal harta sehingga dia menampakkan dirinya seperti orang kaya dengan penuh kesombongan. Kebencian Allah kepada orang kaya yang sombong itu dikemukakan dalam firman-Nya yang artinya:
“Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, Dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaum-nya berkata kepada-nya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguh-nya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri" (QS 28:76).
Maka dengan sebab kesombongan Karun yang kaya itulah, Allah Swt betul-betul mengazabnya di dunia ini sebagaimana firman-Nya yang artinya: Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang me-nolongnya terhadap azab Allah, dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).
Kalau Karun yang kaya raya tapi sombong dibenci dan diazab Allah Swt, apalagi orang miskin yang amat tidak pantas menyom-bongkan diri, maka bila ada orang miskin sombong, bisa jadi Allah lebih murka lagi. Tegasnya, tak ada tempat di sisi Allah buat siapapun yang menyombongkan diri, Allah berfirman yang artinya: Tidak dira-gukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong (QS 16:23).
Meskipun demikian, orang yang miskin bukan berarti harus minder, tapi dia juga harus tawadhu atau rendah hati. Miskin dan kaya bukan-lah ukuran ketaqwaan kepada Allah, namun keduanya bisa membawa manusia pada ketaqwaan tapi juga bisa membawa manusia pada kemurkaan.

Orang Tua Yang Berzina
Zina merupakan perbuatan yang sangat tercela, karena itu di dalam Islam, hukuman untuk orang yang berzina sangat berat, Allah berfirman yang artinya: Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) aga-ma Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disak-sikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman (QS 24:2).
Tercelanya perbuatan zina pada dasarnya berlaku untuk semua kalangan manusia, baik laki-laki maupun wanita, tua maupun muda. Namun bagi orang yang tua, dengan usianya yang panjang dan sudah dapat dipastikan semakin dekatnya pada kematian, semestinya dia menjadi orang yang semakin dekat kepada Allah Swt, bertaubat kepada-Nya dari segala dosa yang dilakukan serta menjauhi segala bentuk kemaksiatan.
Oleh karena itu, amat wajar kalau Allah Swt lebih murka kepada orang tua yang berzina ketimbang kepada orang muda yang berzina, karena peluang bertaubat kepada yang muda lebih besar ketimbang kepada yang tua. Kalau orang sudah tua tapi masih saja melakukan perzinaan, mau kemana lagi arah hidup yang hendak ditempuhnya. Karena itu Allah murka kepada orang muda yang berzina tapi lebih murka lagi bila ada orang tua yang berzina.

Penguasa Yang Dzalim
Hadith di atas juga menyebutkan penguasa yang lalim termasuk manusia yang dimurkai Allah Swt. Hal ini karena penguasa semesti-nya menjadi pelayan bagi masyarakat, bukan malah sebaliknya. Dalam perjalanan kehidupan umat manusia, amat banyak penguasa yang maunya dilayani oleh masyarakat bahkan cenderung menyakiti rakyatnya.
Oleh karena itu, manakala ada penguasa yang dzalim, cepat atau lambat, dia akan tumbang dari kekuasaannya dengan berbagai cara dan sebab. Begitulah memang yang telah terjadi pada Fir’aun yang ditumbangkan oleh anak angkatnya sendiri, yakni Musa AS, Namrut yang ditumbangkan oleh Ibrahim AS, Abu Jahal dan Abu Lahab yang ditum-bangkan oleh keponakannya sendiri Nabi Muhammad SAW dan penguasa-penguasa yang dzalim lainnya.
Di dalam Islam, kepemimpinan atau kekuasaan merupakan amanah yang tidak boleh disia-siakan. Bagi seorang muslim, kesem-patan memimpin akan selalu digunakan untuk syiar dan penegakan nilai-nilai Islam, apapun kedudukan atau jabatan yang dipegangnya. Itu sebabnya, kepemimpinan bukan peluang untuk meraih keuntungan pribadi yang sebesar-besarnya, apalagi hal itu akan dimintai pertang-gung-jawaban oleh Allah Swt.
Dengan demikian menjadi jelas bagi kita bahwa, kemurkaan dan kecintaan Allah Swt kepada manusia sangat tergantung kepada manu-sia itu sendiri. Apabila manusia melakukan hal-hal yang Allah senang, maka Allah akan mencintainya dan bila manusia melakukan hal-hal yang Allah benci, maka Allah akan murka kepada-Nya.



(20)
TAK ADA JALAN UNTUK MAKSIAT

Ibrahim bin Adham bercerita bahwa ia pernah didatangi seorang laki-laki yang berkata kepadanya:
"Wahai Abu Ishak (Ibrahim bin Adham)! Saya seorang yang banyak berdosa, seorang yang dzalim. Sudikah kiranya Tuan mengajari saya hidup zuhud, agar Allah menerangi jalan hidup saya dan melembutkan hati saya yang sesat ini."
Ibrahim bin Adham menjawab, "Kalau kau dapat memegang teguh enam perkara berikut ini, niscaya engkau akan selamat." "Apa itu?" Tanyanya.
"Pertama, bila engkau bermaksiat, janganlah engkau memakan rizki Allah."
"Jika di seluruh penjuru bumi ini, baik di barat maupun di timur, didarat maupun di laut, di kebun dan di gunung-gunung, ada rizki Allah, maka dari mana aku makan?"
"Wahai Saudaraku, pantaskah engkau memakan rizki Allah, semen-tara engkau melanggar peraturan-Nya?"
Tidak, demi Allah! Lalu, apa yang kedua?"
Kedua, bila engkau bermaksiat kepada Allah, janganlah engkau tinggal di negeri-Nya!"
Lelaki itu menukas, "Tuan Ibrahim, demi Allah yang kedua ini lebih berat.bukankah bumi ini milik-Nya?Kalau demikian halnya, dimana aku harus tinggal?"
"Patutkah engkau makan rizki Allah dan tinggal di bumi-Nya padahal engkau melakukan maksiat kepada-Nya?"
"Tidak, Tuan Guru!"
"Ketiga, jika engkau hendak berbuat maksiat, janganlah engkau lupa-kan Allah yang Maha Melihat dan beranggapanlah bahwa Dia lalai kepadamu!"
"Tuan Guru, bagaimana mungkin bisa begitu, padahal Allah Maha Menge-tahui segala rahasia dan melihat setiap hati nurani."
"Layakkah engkau menikmati rizki-Nya, tinggal di bumi-Nya dan maksiat kepada-Nya sedangkan Allah melihat dan mengawasimu?"
"Tentu saja tidak, wahai Tuan Guru. Lantas apa yang ke-empat?"
"Keempat; Apabila datang kepadamu malaikat maut, hendak mencabut nyawamu, maka katakan kepada malaikat itu, tunggulah dulu, aku akan bertobat."Lelaki itu menjawab, "Tuan Guru, itu tidak mungkin.dan ia tak mungkin mengabulkan permintaanku." "Ibrahim bertutur,
“Kalau engkau sadar bahwa engkau tak mungkin mampu menolak keinginannya, maka tentu ia akan datang kepadamu kapan saja, mungkin sebelum engkau bertobat."
"Benar ucapan Guru!Sekarang apa yang kelima?"
"Kelima, bilamana datang mungkar dan Nakir kepadamu, la-wanlah kedua malaikat itu dengan seluruh kekuatanmu, bila kau mampu."
"Itu tidak mungkin, mustahil Tuan Guru."
Ibrahim bin Adham kemudian melanjutkan,
"Keenam, bila esok engkau berada di sisi Allah SWT, dan Allah menyuruhmu masuk neraka, katakanlah: Ya Allah, aku tidak ber-sedia."
"Wahai Tuan Guru, cukuplah.Cukuplah nasihatmu!" Jawab lelaki itu, dan iapun pergi.






(21)
MUSNAHKAN SIKAP AROGAN
(Yang memakan habis seluruh kebaikan)

Nabi SAW bersabda: "Hati-hatilah kamu sekalian terhadap hasad (dengki), karena sesungguhnya hasad akan memakan habis seluruh kebaikan sebagaimana api melalap habis kayu bakar" (HR Abu Daud)
Dalam surat Al-Falaq, Allah memerintahkan kaum beriman untuk memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki. Arti al-hasad atau dengki adalah mengharapkan kenik-matan yang dimiliki oleh orang lain lenyap. Adapun apabila hanya mengharapkan mempunyai kenikmatan yang serupa tanpa dibarengi dengan hara-pan agar nikmat itu lenyap dari tangan orang lain, hal ini bukan al-hasad, melainkan ghibthah dan munafasah (persaingan yang sehat).
Akan tetapi, terkadang kata al-hasad diartikan juga al-ghib-thah. Apabila demikian, berarti mengandung arti yang positif. Hal seperti ini dianggap sebagai hal yang terpuji dalam dua keadaan, yaitu sebagaimana yang telah dijelaskan oleh hadith Rasulullah SAW
"Tiada iri hati (yang diperbolehkan) [laa hasada] selain hanya dalam dua hal, yaitu seseorang yang diberi oleh Allah harta, lalu dia membe-lanjakannya untuk hal yang hak, dan seorang lelaki yang diberi oleh Allah ilmu, lalu dia mengamalkannya dengan konsekuen dan mengajarkannya (kepada orang lain)" (HR Bukhari).
Dengki adalah sifat buruk yang harus diwaspadai oleh setiap muslim. Sifat ini tidak pantas menyertai seorang muslim yang beriman pada Allah, Rasul, dan hari akhir.
Salah satu ciri khas seorang muslim yang benar adalah jiwa yang bersih dari sifat menipu dan dengki, dan dari menyalahi janji dan dendam kesumat. Kebersihan jiwalah yang mendorong seorang manu-sia ikhlas menghamba kepada Allah, beribadah, menegakkan shalat, dan bermunajat pada malam hari, berpuasa di siang hari. (HR Ahmad)
Dalam salah satu riwayat, diceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah menyebutkan seorang sahabat Anshor sebagai "seorang dari penghuni surga".
Abdullah bin Amru yang ingin mengetahui amalan sahabat Ansor tersebut, meminta izin untuk tinggal di rumahnya selama tiga hari. Abdullah tidak menemukan amalan yang istimewa, dia tidak seka-lipun melihat lelaki itu melakukan shalat malam, kecuali bahwa se-tiap lelaki itu berbalik dalam tidurnya, dia menyebutkan nama Allah.
Akhirnya Abdullah bin Amru menanyakan apa sebabnya lelaki tersebut bisa mencapai derajat seperti yang dikatakan Rasulullah tsb. Dia menjawab: "tidak ada yang saya kerjakan selain apa yang telah kau perhatikan, tetapi tidak tersimpan sedikitpun dalam hatiku keinginan untuk menipu seorangpun dari kaum muslimin atau mena-ruh dengki padanya atas kebaikan yang dikaruniakan Allah kepada-nya." Kemudian Abdullah berakata "Inikah yang telah mengangkat derajatmu setinggi itu?!"
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Ada tiga hal yang menjadi akar semua dosa. Jagalah dirimu dan waspa-dalah terhadap ketiganya :
(1) Waspadalah terhadap kesombongan, sebab kesombongan telah menja-dikan iblis menolak bersujud kepada Adam.
(2) Waspadalah terhadap kerakusan, sebab kerakusan telah menyebabkan Adam memakan buah dari pohon terlarang.
(3) Dan jagalah dirimu dari dengki, sebab dengki telah menyebabkan salah seorang anak Adam membunuh saudaranya (HR Ibnu Asakir)
Muawiyah berkata, "Tidak ada sifat-sifat kejahatan yang lebih tegak daripada dengki. Orang yang dengki binasa sebelum orang yang dideng-kinya."
Dikatakan bahwa Musa as melihat seorang manusia di dekat 'Arasy. karena Musa ingin menempati kedudukan itu, beliau bertanya, "Apa amalnya?" Pertanyaan itu dijawab, "Ia tidak pernah dengki terhadap manusia karena anugerah Allah Swt kepadanya."
Umar bin Abdul Aziz menegaskan, "Aku tidak pernah melihat orang yang lebih dzalim yang sama dengan kedzaliman pendengki. Sebab ia senantiasa berada dalam keadaan sengsara dan nafas sesak."



(22)
PEMBANGKANGAN

Dikisahkan ada seorang manusia yang bertemu dengan syetan di waktu subuh. Entah bagaimana awalnya, akhirnya mereka berdua sepakat mengikat tali persahabatan. Ketika waktu subuh berakhir dan orang itu tidak mengerjakan shalat, maka setan pun sambil tersenyum bergumam, "Orang ini memang pantas menjadi sahabatku..!" Begitu juga ketika waktu dzuhur orang ini tidak mengerjakan shalat, setan tersenyum lebar sambil membatin, " Rupanya inilah bakal teman sejatiku di akhirat nanti..!"
Ketika waktu ashar hampir habis tetapi temannya itu dilihatnya masih juga asik dengan kegiatannya, setan mulai terdiam......
Kemudian ketika datang waktunya magrib, temannya itu ternya-ta tidak shalat juga, maka setan nampak mulai gelisah, senyumnya sudah berubah menjadi kecut. Dari wajahnya nampak bahwa ia seolah-olah sedang mengingat-ngingat sesuatu. Dan akhirnya ketika dilihatnya sahabatnya itu tidak juga mengerjakan shalat Isya, maka syetan sangat panik. Ia rupanya tidak bisa menahan diri lagi, diham-pirinya sahabatnya yang manusia itu sambil berkata dengan penuh ketakutan, "Wahai sobat, aku terpaksa memutuskan persahabatan kita.”
Dengan keheranan manusia ini bertanya, "Kenapa engkau ingkar janji; bukankah baru tadi pagi kita berjanji akan menjadi sahabat ?".
"Aku takut !", jawab syetan dengan suara gemetar. "Nenek moyangku saja yang dulu hanya sekali membangkang pada perintah-Nya, yaitu ketika menolak disuruh sujud (hormat) pada Adam, telah dilaknat-Nya; apalagi engkau yang hari ini saja kusaksikan telah lima kali membangkang perintah-Nya. Tidak terbayangkan olehku bagaimana besarnya murka Allah kepadamu !", kata syetan sambil ngeloyor pergi.


(23)
ENAM PERTANYAAN
Sebagai renungan kita bersama...
1. Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ?
2. Apa yang paling jauh dari kita di dunia ?
3. Apa yang paling besar di dunia ?
4. Apa yang paling berat di dunia ?
5. Apa yang paling ringan di dunia ?
6. Apa yang paling tajam di dunia ?
Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-mu-ridnya. Lalu Imam Al Ghozali bertanya....pertama,"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab "orang tua,guru, kawan, dan saha-batnya".
Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "MATI". Sebab itu sememangnya janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (Ali Imran 185)
Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua.... "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".
Murid -muridnya menjawab "negara Cina, bulan, matahari dan bin-tang -bintang".
Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan itu adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "MASA LALU". Walau dengan apa cara sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.
Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga.... "Apa yang paling besar di dunia ini?". Murid-muridnya menjawah "gunung, bumi dan matahari".
Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "NAFSU" (Al A'Raf 179).
Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.
Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?".
Ada yang menjawab "besi dan gajah".
Semua jawaban adalah benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah "MEMEGANG AMANAH" (Al Ahzab 72).
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang amanahnya.
Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?"...
Ada yang menjawab "kapas, angin, debu dan daun-daunan".
Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan Sholat. Gara-gara pekerjaan kita me-ninggalkan sholat, gara-gara bermesyuarat kita meninggalkan sholat.
Dan pertanyaan keenam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?"...
Murid-muridnya menjawab dengan serentak, "pedang".
Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah "LIDAH MANUSIA" Karena melalui lidah, Manusia selalunya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.





(24)
WAHYU TERAKHIR
KEPADA RASULULLAH SAW

Diriwayatkan bahwa surah Al-Maaidah ayat 3 diturunkan pada sesudah waktu ashar yaitu pada hari Jumaat di padang Arafah pada musim haji penghabisan [Wada'].
Pada masa itu Rasulullah SAW berada di Arafah di atas unta. Ketika ayat ini turun Rasulullah SAW tidak begitu jelas penerimaannya untuk mengingati isi dan makna yang terkandung dalam ayat tersebut. Kemudian Rasulullah SAW bersandar pada unta beliau, dan unta beliau pun duduk perlahan-lahan. Setelah itu turun malaikat Jibril AS dan berkata: "Wahai Muhammad, sesung-guhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agama-mu, maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan demikian juga apa yang terlarang olehnya. Oleh itu kamu kumpulkan para sahabatmu dan beritahu kepada mereka bahwa hari ini adalah hari terakhir aku bertemu dengan kamu."
Setelah Malaikat Jibril AS pergi, Rasulullah SAW berangkat ke Mekah dan terus pergi ke Madinah. Setelah Rasulullah SAW me-ngumpulkan para sahabat beliau, maka Rasulullah SAW mencerita-kan apa yang telah diberitahu oleh malaikat Jibril AS. Ketika para sahabat mendengar hal yang demikian, mereka gembira sambil berkata: "Agama kita telah sempurna. Agama kila telah sempurna."
Tatkala Abu Bakar ra. mendengar keterangan Rasulullah SAW, ia tidak dapat menahan kesedihannya, maka ia kembali ke rumah lalu mengunci pintu dan menangis sekuat-kuatnya. Abu Bakar ra. mena-ngis dari pagi hingga malam. Kisah tentang Abu Bakar ra. menangis telah sampai kepada para sahabat yang lain, maka berkumpullah para sahabat di depan rumah Abu Bakar ra. dan mereka berkata: "Wahai Abu Bakar, apakah yang telah membuat kamu menangis sehingga begini keadaanmu? Seharusnya kamu merasa gembira sebab agama kita telah sempuma." Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat Abu Bakar ra. berkata, "Wahai para sahabatku, kamu semua tidak tahu tentang musibah yang menimpa kamu, tidakkah kamu tahu bahwa apabila sesualu perkara telah sempuma, maka akan kelihatan-lah kekurangannya. Dengan turunnya ayat tersebut menun-jukkan akan adanya perpisahan kita dengan Rasulullah SAW. Hasan dan Husin menjadi yatim dan para isteri nabi menjadi janda."
Selelah mereka mendengar penjelasan Abu Bakar ra. sadarlah mereka akan kebenaran kata-kata Abu Bakar ra., lalu mereka mena-ngis dengan sekuat-kuatnya. Tangisan mereka telah didengar oleh para sahabat yang lain, lalu mereka pun terus memberitahu Rasulullah SAW tentang apa yang mereka lihat. Berkata salah seorang dari para sahabat, "Ya Rasulullah SAW, kami baru kembali dari rumah Abu Bakar ra. dan kami dapati banyak orang menangis dengan suara yang kuat di depan rumah beliau." Setelah Rasulullah SAW mendengar keterangan dari para sahabat, maka berubahlah muka Rasulullah SAW dan dengan bergegas beliau menuju ke rumah Abu Bakar ra. Setelah Rasulullah SAW tiba di rumah Abu Bakar ra. beliau melihat kesemua mereka yang menangis dan bertanya, "Wahai para saha-batku, kenapakah kamu semua menangis?." Kemudian Ali ra. berkata, "Ya Rasulullah SAW, Abu Bakar ra. mengatakan dengan turunnya ayat ini membawa tanda bahwa waktu wafatmu telah dekat. Adakah ini benar ya Rasulullah?." Lalu Rasulullah SAW berkata: "Semua yang dikatakan oleh Abu Bakar ra. adalah benar, dan sesungguhnya waktu untuk aku meninggalkan kamu semua telah dekat".
Setelah Abu Bakar ra. mendengar pengakuan Rasulullah SAW, menangislah ia dengan sekuat tenaganya hingga jatuh pingsan. Semen-tara 'Ukasyah ra. berkata kepada Rasulullah SAW 'Ya Rasulullah, waktu itu saya anda pukul pada tulang rusuk saya. Karena itu saya hendak tahu apakah anda sengaja memukul saya atau hendak memu-kul unta baginda." Rasulullah SAW berkata: "Wahai 'Ukasyah, Ra-sulullah SAW sengaja memukul kamu." Kemudian Rasulullah SAW berkata kepada Bilal ra., "Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fathimah dan ambilkan tongkatku ke mari." Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fathimah sambil meletakkan tangannya di atas kepala dengan berkata, "Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk dibalas [diqishash]."
Setelah Bilal sampai di rumah Fathimah, ia memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fathimah ra. menyahut dengan bertanya: "Siapakah di pintu?." Bilal ra. menjawab: "Saya Bilal, saya telah diperintahkan oleh Rasulullah SAW unluk mengambil tongkat beliau." Kemudian Fathimah ra. bertanya: "Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya?." Jawab Bilal ra.: "Wahai Fathimah, Rasulullah SAW telah menyediakan dirinya untuk diqishash." Bertanya Fathimah ra. lagi: "Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqishash Rasulullah SAW?" Bilal ra. tidak menjawab perlanyaan Fathimah ra., Setelah Fathimah ra. memberikan tongkat tersebut, Bilal menyerahkan tongkat itu kepada Rasulullah SAW. Setelah Rasulullah SAW menerima tongkat tersebut dari Bilal ra. beliau menyerahkannya kepada 'Ukasyah.
Melihat hal yang demikian, Abu Bakar ra. dan Umar ra. tampil ke depan sambil berkata: "Wahai 'Ukasyah, janganlah kamu qishash baginda SAW tetapi kamu qishashlah kami berdua." Ketika Rasu-lullah SAW mendengar kata-kata Abu Bakar ra. dan Umar ra, dengan segera beliau berkata: "Wahai Abu Bakar, Umar dudukiah kamu berdua, sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan tempatnya untuk kamu berdua." Kemudian Ali ra. bangun, lalu berkata, "Wahai 'Ukasyah! Aku adalah orang yang senantiasa berada di samping Rasulullah SAW, karena itu kamu pukullah aku dan janganlah kamu menqishash Rasulullah SAW" Lalu Rasultillah SAW berkata, "Wahai Ali duduklah kamu, sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu." Setelah itu Hasan dan Husin bangun dengan berkata: "Wahai 'Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah SAW, kalau kamu meng-qishash kami sama dengan kamu mengqishash Rasulullah SAW" Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah SAW pun berkata, "Wahai buah hatiku duduklah kamu berdua." Berkata Rasulullah SAW "Wahai 'Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul."
Kemudian 'Ukasyah berkata: "Ya Rasulullah SAW, anda telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju." Maka Rasulullah SAW pun membuka baju. Setelah Rasulullah SAW membuka baju maka menangislah semua yang hadir. Setelah 'Ukasyah melihat tubuh Rasulullah SAW maka ia pun mencium beliau dan berkata, "Saya tebus anda dengan jiwa saya ya Rasulullah SAW, siapakah yang sanggup memukul anda. Saya melakukan begini adalah sebab saya ingin menyentuh badan anda yang dimuliakan oleh Allah SWT dengan badan saya. Dan Allah SWT menjaga saya dari neraka dengan kehor-matanmu." Kemudian Rasulullah SAW berkata, "Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli Sorga, inilah orang-nya." Kemudian semua para jemaah bersalam-salaman atas kegem-biraan mereka terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para jemaah pun berkata, "Wahai 'Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau telah memperoleh derajat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah SAW di dalam Sorga."
Ketika ajal Rasulullah SAW makin dekat, beliau memanggil para sahabat ke rumah Aisyah ra. dan beliau berkata: "Selamat datang kamu semua semoga Allah SWT mengasihi kamu semua, saya berwa-siat kepada kamu semua agar kamu semua bertaqwa kepada Allah SWT dan mentaati segala perintahnya. Sesungguhnya hari perpisahan antara saya dengan kamu semua hampir dekat, dan dekat pula saat kembalinya seorang hamba kepada Allah SWT dan menempatkannya di Sorga. Kalau telah sampai ajalku hendaklah Ali yang memandi-kanku, Fadhl bin Abbas hendaklah menuangkan air dan Usamah bin Zaid hendaklah menolong keduanya. Setelah itu kamu kafanilah aku dengan pakaianku sendiri apabila kamu semua menghendaki, atau kafanilah aku de-ngan kain Yaman yang putih. Apabila kamu memandikan aku, hendaklah kamu letakkan aku di atas balai tempat tidurku dalam rumahku ini. Setelah itu kamu semua keluarlah sebentar meninggalkan aku. Pertama yang akan menshalatkan aku ialah Jibril AS, kemudian diikuti oleh malaikat Israfil, malaikat Mikail, dan yang akhir sekali malaikat lzrail berserta dengan semua para pembantunya. Setelah itu baru kamu semua masuk bergantian secara berkelompok bershalat ke atasku."
Setelah para sahabat mendengar ucapan yang sungguh me-nyayat hati itu, mereka pun menangis dengan nada yang keras dan berkata, "Ya Rasulullah SAW anda adalah seorang Rasul yang diutus kepada kami dan untuk semua, yang mana selama ini anda memberi kekuatan dalam penemuan kami dan sebagai penguasa yang mengu-ruskan perkara kami. Apabila anda sudah tiada nanti kepada siapakah akan kami tanya setiap persoalan yang timbul nanti?." Kemudian Rasulullah SAW berkata, "Dengarlah para sahabatku, aku tinggalkan kepada kamu semua jalan yang benar dan jalan yang terang, dan telah aku tinggalkan kepada kamu semua dua penasehat yang satu dari padanya pandai bicara dan yang satu lagi diam saja. Yang pandai bicara itu ialah Al-Qur-‘an dan yang diam itu ialah maut. Apabila ada sesuatu persoalan yang rumit di antara kamu, hendaklah kamu semua kembali kepada Al-Quran dan Hadith-ku dan sekiranya hati kamu ber-keras, lembutkan dia dengan mengambil pelajaran dari mati."
Setelah Rasulullah SAW berkata demikian, maka sakit Rasu-lullah SAW bermula. Dalam bulan safar Rasulullah SAW sakit selama 18 hari dan sering diziarahi oleh para sahabat. Dalam sebuah kitab diterangkan bahwa Rasulullah SAW diutus pada hari Senin dan wafat pada hari Senin. Pada hari Senin penyakit Rasulullah SAW bertambah berat, setelah Bilal ra. menyelesaikan adzan subuh, Bilal ra. pergi ke rumah Rasulullah SAW. Sesam-painya di rumah Rasulullah SAW Bilal ra. memberi salam, "Assalaamualaika ya rasulullah." Lalu dijawab oleh Fathimah ra., "Rasulullah SAW masih sibuk dengan urusan beliau." Setelah. mendengar penjelasan dari Fathimah ra., Bilal ra. kembali ke masjid tanpa memahami kata-kata Fathimah ra. itu. Ketika waktu subuh hampir lupus, Bilal pergi sekali lagi ke rumah Rasulullah SAW dan memberi salam seperti permulaan tadi, kali ini salam Bilal ra. telah di dengar oleh Rasulullah SAW dan baginda ber-kata, "Masuklah wahai Bilal, sesungguhnya penyakitku ini semakin berat, karena itu kamu suruhlah Abu Bakar mengimam-kan shalat subuh berjemaah dengan mereka yang hadir." Setelah mendengar kata-kata Rasulullah SAW Bilal ra. berjalan menuju ke masjid sambil meletakkan tangan di atas kepala dengan berkata: "Aduh musibah."
Setelah. sarnpai di masjid, Bilal ra. memberitahu Abu Bakar tentang apa yang telah Rasulullah SAW katakan kepadanya. Abu Bakar ra. tidak dapat menahan dirinya apabila ia melihat mimbar ko-song, maka dengan suara yang keras Abu Bakar ra. menangis se-hingga ia jatuh pingsan. Melihat peristiwa ini riuh rendahlah tangisan sahabat dalam masjid, sehingga Rasulullah SAW bertanya kepada Fathimah ra.; "Wahai Fathimah apakah yang telah terjadi?." Fathimah ra. menjawab: "Kekecohan kaum muslimin, sebab anda tidak pergi ke masjid." Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali ra. dan Fadhl bin Abas ra., lalu beliau bersandar pada kedua mereka dan terus pergi ke masjid. Setelah Rasulullah SAW tiba di masjid, beliau pun bershalat subuh bersama dengan para jemaah.
Setelah selesai shalat subuh Rasulullah SAW berkata, "Wahai kaum muslimin, kamu semua senantiasa dalam pertolongan dan pe-meliharaan Allah, karena itu hendaklah kamu semua bertaqwa kepada Allah SWT dan mengerjakan segala perintah-nya. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini dan kamu semua, dan hari ini adalah hari pertama aku di akhirat dan hari terakhir aku di dunia." Setelah berkata demikian Rasulullah SAW pulang ke rumah beliau. Kemudian Allah SWT mewahyukan kepada malaikat lzrail AS, "Wahai lzrail, pergilah kamu kepada kekasihku dengan sebaik-baik rupa, dan apabila kamu hendak mencabut ruhnya hendaklah kamu melakukannya dengan cara yang paling lembut. Apabila kamu pergi ke rumahnya, minta izinlah terlebih dahulu, kalau ia izinkan kamu masuk, masuklah kamu ke rumahnya dan kalau ia tidak mengizinkan kamu masuk, hendaklah kamu kembali padaku."
Setelah mendapat perintah dari Allah SWT maka malaikat lzrail pun turun dengan menyerupai orang Arab Badwi. Setelah malaikat lzrail sampai di depan rumah Rasulullah SAW ia memberi salam, "Assalaamu alaikum yaa ahla baitin nubuwwati wa ma danir risaalati a adkhulu?" (Mudah-mudahan keselamatan tetap untuk kamu semua sekalian, wahai penghuni rumah nabi dan sumber risalah, bolehkah saya masuk?) Ketika Fathimah mendengar orang memberi salam ia berkata; "Wahai hamba Allah, Rasu-lullah SAW sedang sibuk sebab sakitnya yang semakin berat." Kemudian malaikat lzrail berkata lagi seperti dipermulaannya, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengar oleh Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW bertanya kepada Fathimah ra., "Wahai Fathimah, siapakah di depan pintu itu." Fathimah ra. berkata, "Ya Rasulullah, ada seorang Arab badwi me-manggilmu, dan aku telah katakan kepadanya bahwa anda sedang sibuk sebab sakit, sebaliknya dia memandang saya dengan tajam sehingga terasa menggigil badan saya." Kemudian Rasulullah SAW berkata; "Wahai Fathimah, tahukah kamu siapakah orang itu?." Jawab Fathimah,"Tidak ayah." "Dia adalah malaikat lzrail, malaikat yang akan memutuskan segala macam nafsu syahwat yang memisah-kan perkumpulan-perkumpulan dan yang memusnahkan semua rumah serta meramaikan kubur." Fathimah ra. tidak dapat menahan air matanya lagi setelah mengetahui bahwa saat perpisahan dengan ayahandanya akan berakhir, dia menangis sepuas-puasnya. Ketika Ra-sulullah SAW mendengar tangisan Falimah ra. beliau berkata: "Ja-nganlah kamu menangis wahai Fathimah, engkaulah orang yang pertama dalam keluargaku akan bertemu dengan aku." Kemudian Rasulullah SAW mengizinkan malaikat lzrail masuk.
Malaikat lzrail pun masuk dengan mengucap, "Assala-mua’laikum ya Rasulullah." Lalu Rasulullah SAW menjawab: "Wa alaikas saalamu, wahai lzrail engkau datang menziarahi aku atau untuk mencabut ruhku?" Berkata malaikat lzrail: "Kedatangan saya adalah untuk menziarahimu dan untuk mencabut ruhmu, itupun kalau engkau izinkan, kalau engkau tidak izinkan maka aku akan kembali." Berkata Rasulullah SAW, "Wahai lzrail, di manakah kamu tinggalkan Jibril?" Berkata lzrail: "Saya tinggalkan Jibril di langit dunia, para malaikat sedang memuliakan dia." Tidak beberapa lama kemudian Jibril AS pun turun dan duduk di dekat kepala Rasulullah SAW.
Setelah melihat kedatangan Jibril AS Rasulullah SAW berkata: "Wahai Jibril, tahukah kamu bahwa ajalku sudah dekat" Berkata Jibril AS, "Ya aku tahu." Rasulullah SAW bertanya lagi, "Wahai Jibril, beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakan aku disisi Allah SWT" Berkata Jibril AS, "Sesungguhnya semua pintu langit telah dibuka, para malaikat bersusun rapi menanti ruhmu dilangit. Semua pintu-pintu Sorga telah dibuka, dan semua bidadari sudah berhias menanti kehadiran ruhmu." Berkata Rasulullah SAW: "Alhamdulillah, sekarang kamu katakan pula tentang umatku di hari kiamat nanti." Berkata Jibril AS, "Allah SWT telah berfirman yang maksudnya, "Sesungguhnya aku telah melarang semua para nabi masuk ke dalam Sorga sebelum engkau masuk terlebih dahulu, dan aku juga melarang semua umat memasuki Sorga sebelum umatmu memasukinya."
Berkata Rasulullah SAW: "Sekarang aku telah puas hati dan telah hilang rasa susahku." Kemudian Rasulullah SAW berkata: "Wahai lzrail, mendekatlah kamu kepadaku." Selelah itu Malaikat lzrail memulai tugasnya, ketika ruh beliau sampai di pusat, Rasu-lullah SAW berkata: "Wahai Jibril, alangkah dahsyatnya rasa mati." Jibril AS mengalihkan pandangan dari Rasulullah SAW ketika mendengar kata-kata beliau itu. Melihat telatah Jibril AS itu Rasu-lullah SAW berkata: "Wahai Jibril, apakah kamu tidak suka melihat wajahku?" Jibril AS berkata: "Wahai kekasih Allah, siapakah orang yang sanggup melihat wajahmu dikala kamu dalam sakaratul maut?" Anas bin Malik ra. berkata: "Ketika ruh Rasu-lullah SAW telah sampai di dada beliau bersabda, "Aku wasiatkan kepada kamu agar kamu semua menjaga shalat dan apa-apa yang telah diperintahkan ke atasmu."
Ali ra. berkata: "Sesungguhnya Rasulullah SAW ketika men-jelang saat-saat terakhir, telah menggerakkan kedua bibir beliau sebanyak dua kali, dan saya meletakkan telinga, saya dengar Rasu-lullah SAW berkata: "Umatku, umatku." Telah bersabda Rasulullah SAW bahwa: "Malaikat Jibril AS telah berkata kepadaku; "Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan sebuah laut di belakang gunung Qaf, dan di laut itu terdapat ikan yang selalu membaca sholawat untukmu, kalau barang-siapa yang mengambil seekor ikan dari laut tersebut, maka akan lumpuhlah kedua belah tangannya dan ikan tersebut akan menjadi batu."



(25)
BAGAIMANA AKU HARUS
MEMBERI TAHUMU

Alkisah ada seorang nabi yang bersahabat dengan malaikat maut. Pada suatu hari Nabi Allah ini berkata kepada malaikat maut, “Wahai malaikat maut, bila tiba waktunya engkau mencabut nyawa-ku, maukah engkau memberitahu aku jauh-jauh hari sebelumnya ?”.
“Karena engkau nabi Allah, aku akan turuti permintaanmu itu!” jawab malaikat maut singkat.
Singkat cerita, setelah beberapa lama kemudian datanglah ma-laikat maut menjumpai sang nabi yang saat itu sedang lesehan mele-paskan lelah, “Wahai nabi Allah, sekaranglah saatnya aku ditugaskan Allah untuk menjemputmu!”
“Hai malaikat maut, lupakah engkau akan kesepakatan kita? Lupakah engkau akan janjimu ? Bukankah engkau telah berjanji akan memberitahu aku terlebih dahulu sebelum saat ini tiba, mengapa engkau ingkar janji?” atin Nabi dengan penuh keheranan “Sebenar-nya aku tidak pernah ingkar janji, aku juga tidak lupa akan kesepa-katan kita, hanya engkau saja yang tidak menyadari.”
“Maksudmu engkau telah memberitahu aku sebelumnya ?”
“Benar wahai Nabi Allah, bahkan aku berkali-kali memberitahu dan memperingatkanmu.”
“Kapan itu kau lakukan ?” atin Nabi penuh keheranan
“Wahai Nabi Allah, bukankah sebulan yang lalu kau ikut me-mikul jenazah si fulan ? tidak sadarkah engkau bahwa saat itu akulah yang ating ? bukankah seminggu yang lalu kau ikut memandikan mayat si Polan ? tidak tahukah engkau bahwa saat itu akulah yang mengunjungi ? bukankah kemarin engkau ikut menshalatkan jenazah si anu ? lupakah engkau bahwa saat itu akulah yang bertamu ? bu-kankah tadi pagi engkau ikut mengu-burkan si Polin ? masih belum tahu dan belum sadarkah engkau bahwa saat itu akulah yang men-jemputnya? Kalau semua itu belum cukup lalu dengan cara bagai-mana lagi aku harus memberitahumu ?” jawab malaikat tidak kalah herannya.


(26)
DETIK-DETIK TERAKHIR
ROSULULLAH SAW

Dari Ibnu Mas'ud r.a., bahwasanya dia berkata: "Ketika ajal Rasulullah SAW sudah dekat, baginda mengumpulkan kami di-rumah Aisyah r.a. Kemudian baginda memandang kami sambil berlinang air matanya, lalu bersabda: Marhaban bikum, semoga Allah meman-jangkan umur kamu semua, semoga Allah menyayangi, menolong dan memberikan petunjuk kepada kamu. Aku berwasiat kepada kamu, agar bertakwa kepada Allah. Sesungguhnya aku adalah sebagai pem-beri peringatan untuk kamu. Janganlah kamu berlaku sombong terhadap Allah. "
"Allah berfirman: Kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat ka-mi jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan dirinya dan membuat kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan Sorga itu bagi orang-orang yang bertakwa. "
Kemudian kami bertanya: "Bilakah ajal baginda ya Rasulul-lah?"
Baginda menjawab: "Ajalku telah hampir, dan akan pindah ke hadirat Allah, ke Sidratulmuntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke Arsyila. "
Kami bertanya lagi: "Siapakah yang akan memandikan baginda ya Rasulullah?"
Rasulullah menjawab: "Salah seorang ahli bait. "
Kami bertanya: "Bagaimana nanti kami mengafani baginda ya Rasulullah?"
Baginda menjawab: "Dengan bajuku ini atau pakaian Yamaniyah. "
Kami bertanya: "Siapakah yang menyolatkan baginda di antara kami?"
Kami menangis dan Rasulullah SAW pun turut menangis.
Kemudian baginda bersabda: "Tenanglah, semoga Allah meng-ampuni kamu semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan menga-faniku, maka letakanlah aku di atas tempat tidurku, di dalam rumahku ini, di tepi liang kuburku. Kemudian keluarlah kamu semua dari sisiku. Maka yang pertama-tama menyolatkan aku adalah sahabatku Jibril as. Kemudian Mikail, kemudian Israfil kemudian Malaikat Izrail (Malaikat Maut) beserta bala tentaranya. Kemudian masuklah anda dengan sebaik-baiknya. Dan hendaklah yang pertama sholat adalah kaum lelaki dari pihak keluargaku, kemudian yang wanita-wanitanya, dan kemudian kamu semua. "

SEMAKIN PARAH:
Semenjak hari itu, Rasulullah SAW bertambah parah sakit yang dideritanya selama 18 hari. Setiap hari, banyak yang mengunjungi baginda, sampailah datangnya hari Senin, disaat baginda menghem- buskan nafasnya yang terakhir.
Sehari menjelang baginda wafat, yaitu pada hari Ahad, penyakit ba-ginda semakin bertambah serius. Pada hari itu, setelah Bilal bin Rabah selesai mengumandangkan azannya, dia berdiri di depan pintu rumah Rasulullah, kemudian memberi salam:
"Assalamualaikum ya Rasulullah?"
Kemudian dia berkata lagi: "Assolah yarhamukallah. "
Fatimah menjawab: "Rasulullah dalam keadaan sakit. "
Maka kembalilah Bilal ke dalam masjid. Ketika bumi terang disinari matahari siang, Bilal datang lagi ke rumah Rasulullah, lalu dia ber-kata seperti perkataan yang tadi. Kemudian Rasulullah memang-gilnya dan menyuruh dia masuk. Setelah Bilal bin Rabah masuk, Rasulullah SAW bersabda:
"Saya sekarang berada dalam keadaan sakit. Wahai Bilal, kamu perintahkan saja agar Abu Bakar menjadi imam dalam sholat. "Maka keluarlah Bilal sambil meletakkan tangan di atas kepalanya sambil berkata: "Aduhai, alangkah baiknya bila aku tidak dilahirkan ibuku?"
Kemudian dia memasuki masjid dan memberitahu Abu Bakar agar beliau menjadi imam dalam sholat tersebut.
Ketika Abu Bakar r.a. melihat ke tempat Rasulullah SAW yang kosong, sebagai seorang lelaki yang lemah lembut, dia tidak dapat menahan perasaannya lagi, lalu dia menjerit dan akhirnya dia pingsan. Orang-orang yang berada di dalam masjid menjadi bising sehingga terdengar oleh Rasu-lullah SAW.
Baginda bertanya: "Wahai Fatimah, suara apakah yang bising itu?"
Fatimah menjawab: "Orang-orang menjadi bising dan bingung karena Rasulullah SAW tidak bersama mereka. "
Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali bin Abi Talib dan Abbas r. a. Sambil dibimbing oleh mereka berdua, maka baginda berjalan menuju ke masjid.
Baginda sholat dua rakaat. Setelah itu baginda melihat kepada orang ramai dan bersabda:
"Ya ma aasyiral Muslimin, kamu semua berada dalam peme-liharaan dan perlindungan Allah. Sesungguhnya Dia adalah peng-gantiku atas kamu semua, setelah aku tiada. Aku berwasiat kepada kamu semua agar bertakwa kepada Allah SWT karena aku akan me-ninggalkan dunia yang fana ini. Hari ini adalah hari pertamaku me-masuki alam akhirat, dan sebagai hari terakhirku berada di alam dunia ini. "

MALAIKAT MAUT DATANG BERTAMU:
Pada hari esoknya yaitu pada hari Senin, Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut supaya dia turun menemui Rasulullah SAW dengan berpakaian sebaik-baiknya. Dan Allah menyuruh Malaikat Maut mencabut nyawa Rasulullah SAW dengan lemah lembut. Sean-dainya Rasulullah menyuruhnya masuk, dia dibolehkan masuk. Tetapi jika Rasulullah SAW tidak mengizinkannya, dia tidak boleh masuk dan hendaklah dia kembali saja.
Maka turunlah Malaikat Maut untuk menunaikan perintah Allah SWT. Dia menyamar sebagai orang biasa. Setelah sampai di depan pintu tempat kediaman Rasulullah SAW, Malaikat Maut itupun berkata: "Assala-mualaikum wahai ahli rumah kenabian, sumber wah-yu dan risalah!"
Fatimah pun keluar menemuinya dan berkata kepada tamunya itu: "Wahai Abdullah (hamba Allah), Rasulullah sekarang dalam keadaan sakit"
Kemudian Malaikat Maut itu memberi salam lagi: "Assalamu-‘alaikum, bolehkah saya masuk?"
Akhirnya Rasulullah SAW mendengar suara Malaikat Maut itu, lalu baginda bertanya kepada puterinya Fatimah: "Siapakah yang ada di muka pintu itu?"
Fatimah menjawab: "Seorang lelaki memanggil baginda. Saya katakan kepadanya bahwa baginda dalam keadaan sakit. Kemudian dia me-manggil sekali lagi dengan suara yang menggetarkan sukma. "
Rasulullah SAW bersabda: "Tahukah kamu siapakah dia?"
Fatimah menjawab: "Tidak wahai baginda. "
Lalu Rasulullah SAW menjelaskan: "Wahai Fatimah, dia ada-lah pengusir kelezatan, pemutus keinginan, pemisah jemaah dan yang meramaikan kubur.
Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Masuklah, wahai Malaikat Maut. "
Maka masuklah Malaikat Maut itu sambil mengucapkan: "Assala-mualaika ya Rasulullah. "
Rasulullah SAW menjawab: "Waalaikassalam ya Malaikat Ma-ut. Engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?"
Malaikat Maut menjawab: "Saya datang untuk ziarah sekaligus men-cabut nyawa. Jika tuan izinkan akan saya lakukan. Jika tidak, saya akan pulang. "
Rasulullah SAW bertanya: "Wahai Malaikat Maut, di mana engkau tinggalkan kecintaanku Jibril?"
Jawab Malaikat Maut: "Saya tinggal dia di langit dunia. "
Baru saja Malaikat Maut selesai bicara, tiba-tiba Jibril a.s. datang lalu duduk di samping Rasulullah SAW. Maka bersabdalah Rasu-lullah SAW: "Wahai Jibril, tidakkah engkau mengetahui bahwa ajalku telah dekat?"
Jibril menjawab: "Ya, wahai kekasih Allah. "

KETIKA SAKARATUL MAUT:
Seterusnya Rasulullah SAW bersabda: "Beritahu kepadaku wahai Jibril, apakah yang telah disediakan Allah untukku di sisinya?"
Jibril menjawab: "Bahwasanya pintu-pintu langit telah dibuka, se-dangkan malaikat-malaikat telah berbaris untuk menyambut rohmu.
Baginda SAW bersabda: "Segala puji dan syukur bagi Tuhan-ku. Wahai Jibril, apa lagi yang telah disediakan Allah untukku?"
Jibril menjawab lagi: "Bahwasanya pintu-pintu Sorga telah dibuka, dan bidadari-bidadari telah berhias, sungai-sungai telah mengalir, dan buah-buahnya telah ranum, semuanya menanti kedatangan rohmu. "
Baginda SAW bersabda lagi: "Segala puji dan syukur untuk Tu-han-ku. Beritahu lagi wahai Jibril, apa lagi yang disediakan Allah untukku?"
Jibril menjawab: "Aku memberikan berita gembira untuk tuan. Tuan-lah yang pertama-tama diizinkan sebagai pemberi syafaat pada hari kiamat nanti. "
Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Segala puji dan syukur aku panjatkan untuk Tuhanku. Wahai Jibril beritahu kepadaku lagi tentang kabar yang menggembirakan aku"
Jibril a.s. bertanya: "Wahai kekasih Allah, apa sebenarnya yang ingin tuan tanyakan?"
Rasulullah SAW menjawab: "Tentang kegelisahanku. Apakah yang akan diperoleh oleh orang-orang yang membaca Al-Quran sesudahku? Apakah yang akan diperoleh orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan sesudahku? Apakah yang akan diperoleh orang-orang yang berziarah ke Baitul Haram sesu-dahku?"
Jibril menjawab: "Saya membawa kabar gembira untuk baginda. Se-sungguhnya Allah telah berfirman: Aku telah mengharamkan Sorga bagi semua Nabi dan umat, sampai engkau dan umatmu memasukinya terlebih dahulu "
Maka berkatalah Rasulullah SAW: "Sekarang, tenanglah hati dan perasaanku. Wahai Malaikat Maut dekatlah kepadaku. "
Lalu Malaikat Maut pun mendekati Rasulullah SAW
Ali r.a. bertanya: "Wahai Rasulullah SAW, siapakah yang akan memandikan baginda dan siapakah yang akan mengafaninya?"
Rasulullah menjawab: "Adapun yang memandikan aku adalah engkau wahai Ali, sedangkan Ibnu Abbas menyiramkan airnya dan Jibril akan membawa hanuth (minyak wangi) dari dalam Sorga. "
Kemudian Malaikat Maut pun mulai mencabut nyawa Rasu-lullah SAW. Ketika roh baginda sampai di pusat perut, baginda berkata: "Wahai Jibril, alangkah pedihnya maut"
Mendengar ucapan Rasulullah itu, Jibril a.s. memalingkan mukanya. Lalu Rasulullah SAW bertanya: "Wahai Jibril, apakah engkau tidak suka memandang mukaku?"
Jibril menjawab: "Wahai kekasih Allah, siapakah yang sanggup meli-hat muka baginda, sedangkan baginda sedang merasakan sakitnya maut?" Akhirnya roh yang mulia itupun meninggalkan jasad Rasu-lullah SAW.

KESEDIHAN SAHABAT:
Berkata Anas r.a. : "Ketika aku lalu di depan pintu rumah Aisyah r.a., aku mendengar dia sedang menangis sambil mengatakan: Wahai orang-orang yang tidak pernah memakai sutera, wahai orang-orang yang keluar dari dunia dengan perut yang tidak pernah kenyang dari gandum, wahai orang-orang yang telah memilih tikar daripada singgahsana, wahai orang-orang yang jarang tidur diwaktu malam karena takut Neraka Sa'ir. "
Dikisahkan dari Said bin Ziyad dari Khalid bin Saad, bahwa-sanya Muaz bin Jabal r. a. telah berkata: "Rasulullah SAW telah mengutusku ke Negeri Yaman untuk memberikan pelajaran agama di sana. Maka tinggallah aku di sana selama 12 tahun. Pada satu malam aku bermimpi dikunjungi oleh seseorang. Kemudian orang itu berkata kepadaku: Apakah anda masih terlena tidur juga wahai Muaz, padahal Rasulullah SAW telah berada di dalam tanah?" Muaz terbangun dari tidur dengan rasa takut, lalu dia mengucapkan: "A'uzubillahi minasy syaitannir rajim. " Lalu setelah itu dia mengerjakan sholat. Pada malam selanjutnya, dia bermimpi seperti mimpi malam yang pertama.
Muaz berkata: "Kalau seperti ini, bukanlah dari syaitan. "
Kemudian dia memekik sekuat-kuatnya, sehingga didengar sebagian penduduk Yaman.
Pada keesokan harinya, orang ramai berkumpul lalu Muaz berkata kepada mereka: "Malam tadi dan malam sebelumnya saya bermimpi yang sukar untuk difahami. Dahulu, bila Rasulullah SAW bermimpi yang sukar difahami, baginda membuka Mushaf (al-Quran). Maka berikanlah Mushaf kepadaku. "
Setelah Muaz menerima Mushaf, lalu dibukanya. Maka nam-paklah firman Allah yang artinya:
"Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati pula. " (Surah Az-Zumar: ayat 30)
Maka menjeritlah Muaz, sehingga dia tidak sadarkan diri. Setelah sadar kembali, dia membuka Mushaf lagi dan dia nampak firman Allah yang berbunyi: "Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu akan berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka dia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada orang-orang yang bersyukur?" (Surah Al-lmran: ayat 144)
Maka Muaz pun menjerit lagi: "Aduhai Abal-Qassim. Aduhai Muhammad. "
Kemudian dia keluar meninggalkan Negeri Yaman menuju ke Madi-nah. Ketika dia akan meninggalkan penduduk Yaman, dia berkata: "Seandainya apa yang ku lihat ini benar, maka akan meranalah para janda, anak-anak yatim dan orang-orang miskin, dan kita akan men-jadi seperti biri-biri yang tidak ada pengembala."
Kemudian dia berkata: "Aduhai, sedihnya berpisah dengan Nabi Muhammad SAW. " Lalu dia pun pergi meninggalkan mereka. Di saat dia berada pada jarak lebih kurang tiga hari perjalanan dari Kota Madinah, tiba-tiba terdengar olehnya suara halus dari tengah-tengah lembah yang mengucapkan firman Allah yang artinya: "Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. "
Lalu Muaz mendekati sumber suara itu. Setelah berjumpa, Muaz bertanya kepada orang tersebut: "Bagaimana khabar Rasu-lullah SAW?"
Orang tersebut menjawab: "Wahai Muaz, sesungguhnya Muhammad SAW telah meninggal dunia. "
Mendengar ucapan itu, Muaz terjatuh dan tak sadarkan diri. Lalu orang itu menyadarkannya. Dia memanggil Muaz: "Wahai Muaz, sadarlah dan bangunlah. "
Setelah Muaz sadar kembali, orang tersebut lalu menyerahkan sepucuk surat untuknya yang berasal dari Abu Bakar As-siddiq, dengan cop dari Rasulullah SAW. Tatkala Muaz melihatnya, dia lalu mencium cop tersebut dan diletakkan di matanya. Kemudian dia menangis tersedu-sedu. Setelah puas dia menangis, dia pun melan-jutkan perjalanannya menuju Kota Madinah.
Muaz sampai di Kota Madinah pada waktu fajar menyingsing. Didengarnya Bilal sedang mengumandangkan azan Subuh. Bilal mengucapkan: "Asyhadu Allaa Ilaaha Illallah?"
Muaz menyambungnya: "Wa Asyhadu Anna Muhammadur Rasu-lullah. "
Kemudian dia menangis dan akhirnya dia jatuh dan tak sadarkan diri lagi. Pada saat itu, di samping Bilal bin Rabah ada Salman Al-Farisy r.a. lalu dia berkata kepada Bilal: "Wahai Bilal, sebutkanlah nama Muhammad dengan suara yang kuat dekatnya. Dia adalah Muaz yang sedang pingsan. " Setelah Bilal selesai azan, dia mendekati Muaz, lalu dia berkata: "Assalamualaika, angkatlah kepalamu wahai Muaz, aku telah mendengar dari Rasulullah SAW, baginda bersabda: Sampai-kanlah salamku kepada Muaz. " Maka Muaz pun mengangkat kepa-lanya sambil menjerit dengan suara keras, sehingga orang-orang menyangka bahwa dia telah menghembuskan nafas yang terakhir.
Kemudian dia berkata: "Demi ayah dan ibuku, siapakah yang mengingatkan aku pada baginda, ketika baginda akan meninggalkan dunia yang fana ini, wahai Bilal? Marilah kita pergi ke rumah isteri baginda Aisyah r. a. " Setelah sampai di depan pintu rumah Aisyah, Muaz mengucapkan: "Assalamualaikum ya ahlil bait, warahmatullahi wa barakatuh. " Yang keluar ketika itu adalah Raihanah, dia berkata: "Aisyah sedang pergi ke rumah Fatimah. "
Kemudian Muaz menuju ke rumah Fatimah dan mengucapkan: "Assalamualaikum ya ahlil bait. "
Fatimah menyambut salam tersebut, kemudian dia berkata: "Rasu-lullah SAW bersabda: Orang yang paling alim di antara kamu tentang perkara halal dan haram adalah Muaz bin Jabal. Dia adalah kekasih Rasulullah SAW. "
Kemudian Fatimah berkata lagi: "Masuklah wahai Muaz. "
Ketika Muaz melihat Fatimah dan Aisyah r.a., dia terus pingsan dan tak sadarkan diri. Setelah dia sadar, Fatimah lalu berkata kepada-nya: "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sampaikanlah salam saya kepada Muaz dan kabarkan kepadanya bahwasanya dia kelak dihari kiamat sebagai imam ulama. "
Kemudian Muaz bin Jabal keluar dari rumah Fatimah menuju ke arah kubur Rasulullah SAW.

HARI-HARI TERAKHIR ROSULULLAH
Detik-detik Rasulullah SAW menjelang sakratul maut
Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap.
Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku."
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasu-lullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam.
Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua, " desah hati semua sahabat kala itu. Ma-nusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap me-nangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar.
Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan me-nahan detik-detik berlalu, kalau bisa. Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru me-ngucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam, " kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya, " tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak di kenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenik-matan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.
Dialah malakul maut, " kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Ra-sulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah? "Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatang-anmu, "kata jibril.
Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar kabar ini? "Tanya Jibril lagi. "Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya," kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini. " Lirih Rasulullah mengaduh.
Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril membuang muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu Jibril? "Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "
Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal, " kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umat-ku. " Badan Ra-sulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu. "
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku" Dan, pupuslah kembang hidup manusia mulia itu. Kini, mampukah kita mencinta sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wasalim 'alaihi. *****
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk men-cintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencinta kita. Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka.



(27)
AZAB KUBUR
Allah Azza wa Jalla berfirman: "Wahai segenap orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim". (QS. Al Imram:102).
Kami bersaksi bahwa tidak ada Illah selain Allah yang Esa, yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.
Sahabat Nabi, Barra bin Azib RA bertutur: Pada suatu hari, kami turut mengantar jenazah seorang Anshar bersama Rasulullah SAW ke kubur. Selesai dikuburkan, Rasulullah SAW duduk meng-hadap kiblat sementara kami duduk di samping beliau dengan tenang. Setelah Rasulullah SAW membuat garis-garis di tanah dengan seba-tang kayu yang beliau pegang, beliau mengarahkan pandangannya ke langit, kemudian menunduk kebawah. Beliau lakukan itu tiga kali, lantas bertutur dua sampai tiga kali: "Berlindunglah kalian kepada Allah dari azab kubur", ucapnya mengiringi perintahnya itu.
Dan kami pun menundukkan kepala turut berdoa.
Kemudian beliau berujar: Seorang hamba manakala memasuki pintu kematian, ia didatangi oleh malaikat dari langit dengan wajah yang cerah laksana matahari, membawa kain kafan dan balsam dari surga. Setelah malaikat tersebut duduk setentang pandangannya, maka hadirlah malaikat maut pencabut nyawa duduk di kepalanya, seraya berkata: "Wahai jiwa yang tenang dan baik!, keluarlah menuju magfirah (ampunan) dan keridhaan Allah!". Maka keluarlah ruh itu seperti keluarnya tetesan air dari mulut kendi, lalu malaikat maut tersebut mengambilnya. Dan seluruh malaikat yang ada diantara langit dan bumi serta yang berada di langit mensha-latkannya, sedang pintu-pintu langit dibuka, sehingga tak ada satupun dari malaikat penunggu pintu-pintu tersebut melainkan semuanya memohon kepada Allah agar ruh tersebut di-angkat oleh Allah dari tangan mereka.
Setelah ruh tersebut dipegang oleh malaikat maut, para malaikat tersebut serta-merta memegangnya pula untuk mereka masukkan dan membungkusnya dengan kain kafan dari surga tersebut yang berbau harum wangi semerbak.
Itulah dia firman Allah Azza wa Jalla: "... ia diwafatkan oleh malai-kat-malaikat Kami dan mereka itu tidak melalaikan kewajibannya". (QS. Al-An'am:61). Karena itu, keluarlah ia dari dunia dalam keadaan laksana kesturi terwangi yang didapati di muka bumi ini.
Rasulullah SAW melanjutkan: Lalu malaikat-malaikat itu naik mem-bawa ruh tersebut. Setiap malaikat yang dijumpainya bertanya: "Sia-pakah yang memiliki ruh dan jiwa yang baik, dan lagi wangi ini?"
Mereka menjawab: "Si fulan bin fulan". Disebutnya ia dengan nama-nya yang paling baik dan bagus yang pernah didapatnya dari orang-orang ketika di dunia. Tatkala sampai kelangit dunia dan mere-ka minta dibukakan pintu, maka ruh tersebut disambut oleh setiap ma-laikat yang bertugas untuk membawanya ke langit berikutnya. Begitu-lah hingga sampai ke langit yang ketujuh.
Lalu Allah Azza wa Jalla berfirman: "Simpanlah kitab (catatan) amal hamba-Ku pada Illiyyin". Setelah kitab catatan amal itu disim-pan di Illiyyin, Allah menyuruh malaikat untuk mengembalikan ruh tersebut ke bumi: "AKU telah berjanji kepada mereka, bahwa AKU yang telah menciptakan mereka dari bumi, kepadanya mereka akan AKU kembalikan dan dari bumi itu mereka akan AKU keluarkan sekali lagi". Maka ruh itupun dikembalikan ke jasadnya, bersamaan mayit tersebut berada diliang lahat kubur, hingga ia mendengar suara langkah kaki orang terakhir yang mengantarnya ke kubur saat mereka pulang meninggalkannya. Kemudian datanglah dua malaikat, yang bernama Munkar dan Nakir yang berwajah hitam kebiru-biruan. Dengan suaranya yang menggelegar, keduanya menyuruh duduk lantas bertanya kepadanya: "Siapakah Rabb-mu?".
Sang hamba itu menjawab: "Rabbku adalah Allah" Dua malai-kat itu bertanya lagi: "Apa agamamu?"
"Agamaku Islam". Dua malaikat itu bertanya lagi: "Tahukah engkau, lelaki yang telah diutus kepadamu?"
Ia menyahut: "Ia adalah Rasulullah". Dan malaikat bertanya lagi: "Apa amalmu?"
Si Hamba menyahut: "Membaca Kitabullah (Al-Qur'an) mengamal-kannya, lalu aku beriman dan mempercayainya". Lalu ia dibentak lagi dengan serangkaian pertanyaan:
"Siapa Tuhanmu?"; Apa agamamu?"; "Siapa Nabimu?". Itulah ujian terakhir yang dialami orang-orang yang beriman.
Yaitu saat Allah Ta'ala berfirman: "Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan ucapan yang mantap, teguh, dan tauhid dalam kehidupan di dunia dan di akhirat". (QS. Ibrahim:-27)
Sang hamba menjawab: "Tuhanku adalah Allah, agamaku Islam dan Nabiku adalah Muhammad SAW".
Lalu terdengarlah suara dari langit: "Benarlah hamba-Ku. Kalau begitu, berilah ia seprai dan pakaian dari surga, dan bukakan untuknya pintu surga".
Maka datanglah seorang pria yang tampan berkain bagus lagi wangi baunya, dan pria itu berkata: "Bergembiralah engkau dengan berita gembira untukmu. Bergembiralah engkau dengan keridhaan Allah dan surga yang didalamnya terdapat kenikmatan abadi. Inilah dia hari yang dijanjikan itu".
Sang hamba menyahut: "Semoga engkau bergembira dan mendapat kebaikan dari Allah.
Kalau boleh tahu, siapakah engkau? Engkau begitu tampan, datang membawa kebaikan".
Pria tampan itu menjawab: "Aku adalah amal salehmu. Wallahi, aku tidak mengenalmu selain seorang yang suka bergegas untuk menaati Allah dan menjauhi maksiat.
Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan".
Lalu diperlihatkanlah kepadanya pintu surga dan pintu neraka. "Inilah tempatmu neraka, bila engkau bermaksiat kepada Allah. Namun karena engkau taat, maka Allah mengganti dengan ini surga". Ketika ia melihat dalamnya surga, maka hamba berujar: "Ya Rabbi, segerakanlah kiamat agar aku segera menikmatinya". Dan pria tampan itu akan menjadi pendamping dan penghiburnya di kubur, sedang lubang kuburnya pun menjadi luas sejauh mata memandang dan karena semasa di dunia membaca Al-Quran maka kuburannya men-jadi terang bercahaya, seraya diperintahkan padanya untuk tidur de-ngan tenang sampai Allah membangkitkannya.
Lalu Rasulullah SAW melanjutkan: "Adapun seorang hamba yang kafir, ketika ia akan mati, malaikat turun dari langit dengan muka jelek, hitam, seram menakutkan sambil membawa kain kasar dari bulu yang dipintal yang diambil dari neraka dan amatlah berbau busuk.
Setelah malaikat itu duduk mengelilinginya, hadirlah malaikat maut pencabut nyawa, duduk di kepalanya, seraya berseru:
"Wahai jiwa yang busuk, keluarlah engkau menuju kemurkaan dan kebencian Allah".
Maka berpencaranlah ruh tersebut dari jasadnya, kemudian malaikat maut mencabutnya dengan keras seperti menusukkan tusukan besi ke daging sate yang banyak dan berbulu lagi basah hingga patah dan putuslah urat dan ototnya.
Setiap malaikat yang berada di antara langit dan bumi begitu juga yang ada di langit mengutuknya sementara pintu-pintu langit pun ditutup. Tak ada satupun dari malaikat penunggu pintu itu berkenan membukakan pintu, melainkan memohon kepada Allah agar tidak mengangkat ruh busuk tersebut.
Setelah masing-masing malaikat membawanya, maka mereka mema-suk-kannya ke kain kasar dari bulu yang dipintal dari neraka itu, lalu dike-luarkan darinya dengan baunya yang paling busuk yang dikenal di dunia. Lalu mereka naik membawa ruh tersebut.
Setiap malaikat yang dilewatinya tidak ada yang bertanya selain: "Ruh siapakah yang buruk dan berbau busuk ini?" Mereka berkata: "Si anu bin anu". Disebutnya ia dengan nama terburuk yang pernah disandangnya didunia. Ketika sampai di langit dunia dan ma-laikat yang membawanya minta di bukakan pintu, maka malaikat penunggu pintu langit tersebut tidak mau membukakannya.
Lantas Rasulullah SAW membaca ayat: "Sekali-kali tidak akan dibu-kakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak pula mereka masuk surga hingga unta masuk ke lubang jarum". (QS. Al-A'raf:40)
Kemudian Allah Azza wa Jalla berseru: "Simpanlah kitab catatan amalnya pada Sijjin di lapis bumi paling bawah". Lalu dika-takan kepada para malaikat: "Kembalikanlah ia ke bumi, sesung-guhnya AKU telah berjanji kepada mereka bahwa mereka AKU ciptakan dari tanah, kepadanya mereka AKU kembalikan dan darinya mereka akan AKU bangkitkan (keluarkan) sekali lagi".
Maka ruh buruk dan busuk itu pun dilemparlah dari langit sampai jatuh ke jasadnya diliang lahat. Sebelum melanjutkan penutur-annya, Rasulullah SAW membacakan ayat: "Barangsiapa yang mu-syrik kepada Allah, maka dia seolah-olah jatuh dari langit lalu disam-but oleh burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh". (QS. Al-Hajj:31)
Maka kembalilah ruh tersebut ke jasadnya hingga dapat mendengar suara alas kaki orang-orang yang pulang dari kuburnya setelah me-ngantarnya. Ketika itulah datang dua malaikat dengan suara bagai ha-lilintar yang menakutkan seraya mendudukkannya: "Siapa Tuhanmu?”
Ia menyahut: "nnggg. . ngg. . nngg aku tidak tahu". "Apa agama-mu?", tanyanya lagi. "Aku. . ng. . aku tidak tahu". "Tahukah engkau siapakah pria yang telah diutus oleh Allah untukmu?". Ia tak dapat menjawab. Dan dengan kasar malaikat tersebut berteriak kepadanya "Muhammad!".
Si mayit kembali menyahut: "Haah. . ngng. haah aku tidak tahu aku tidak kenal, aku mendengar orang-orang mengatakannya Muhammad. dan sungguh aku tidak mengenalnya" Kedua malaikat itu meng-gertaknya: "Engkau bodoh dan rupanya engkau tidak pernah membaca Al-Qur'an apalagi mengamalkannya".
Lalu terdengar seruan dari langit: "Ia telah berdusta. Kalau begitu, berikanlah dia selimut kasar dari neraka dan bukalah untuknya pintu neraka!". Tak lama kemudian, udara panas dan racun dari near-ka datang sementara kuburannya disempitkan hingga bumi meremuk redamkan tulang belulangnya.
Lalu datanglah seorang pria berwajah buruk seram mengerikan dengan baunya yang busuk, menyapa: "Bergembiralah engkau dengan berita buruk untukmu! Inilah hari yang telah dijanjikan itu".
Si mayit menimpali: "Semoga engkaupun mendapat berita buruk dari Allah, siapakah engkau? wajahmu begitu jelek". Pria itu menyahut: "Aku adalah amal buruk dan jahatmu. Wallahi, aku tidak mengenalmu selain seorang pelaku maksiat dan seorang yang kafir lagi musyrik sepertimu.
Semoga Allah membalas kejahatanmu". Kemudian dijadikanlah untuk-nya seorang laki-laki yang buta, tuli dan bisu, memegang gada dari besi yang seandainya dipukulkan pada gunung, pasti gunung itu han-cur menjadi abu. Dengan gada tersebut ia dipukul sekali pukulan dan hancur menjadi debu, kemudian dikembalikan lagi oleh Allah seperti semula dan dipukul lagi hingga menjerit sejadi-jadinya sampai dide-ngar oleh semua makhluk/ binatang, kecuali manusia dan jin.
Setelah itu, dibukalah pintu neraka dan dibentangkan baginya tempat tinggalnya kelak. Ketika itu ia berkata: "Wahai Tuhan-ku, janganlah Engkau bangkitkan hari kiamat".
Dan pria buruk itu membentak "Diam kau" sambil memukulkan gada-nya kepadanya, berulang-ulang sampai hari kiamat, hari kebangkitan bagi seluruh umat.
Rasulullah SAW bersabda: "Jika salah seorang di antara kamu meninggal, maka diperlihatkan kepadanya tempatnya pada pagi dan sore hari. Kalau ia termasuk penghuni surga, maka ia akan menjadi penghuni surga, dan apabila tergolong penghuni neraka, maka ia akan menjadi penghuni neraka. Kepadanya akan dikatakan: 'Inilah tempat-mu sampai Allah membangkitkanmu pada hari kiamat". (HR. Bukhari 1379 dan Muslim 2866).
Dan pada hari kiamat, Allah membangkitkan seluruh umatnya dari alam kubur, termasuk semua umatnya yang tak terkuburkan didalam tanah bumi, yang meninggal karena tenggelam dilaut, dimakan oleh binatang buas, yang meninggal dibakar dan abunya di tabur di lautan, sangatlah mudah bagi Allah untuk mengumpulkannya dan menghi-dupkan kembali umat-Nya.
Allah Azza wa Jalla yang Maha Kuasa, penguasa seluruh jagat raya semesta alam.
Dan Rasulullah berdoa: "Ya Allah, aku berlindung kepada MU dari azab kubur, dari siksa neraka, dari fitnah kehidupan dan kematian serta dari fitnah Dajjal". (HR. Bukhari 1377 dan Muslim 588)
(Doa ini dibaca beliau seusai membaca tahiyat dalam shalat seperti disebutkan dalam sejumlah hadith yang sebagiannya menye-butkan bahwa Nabi SAW telah mengajarkan doa ini kepada mereka (sahabatnya) sebagaimana telah mengajarkan surat-surat dalam Al-Qur'an).
Bila ia seorang mukmin yang taat, maka salatnya akan berada di-belakangnya, puasa ada di samping kanannya, dan zakat di sebelah kirinya, sedang amal-amal salehnya yang terdiri dari sedekah, infak, silaturrahim, berbuat makruf dan ihsan/baik kepada orang lain berada di kakinya. Ketika dia didatangi dari arah kepalanya, maka salatnya bertutur: "Tak ada jalan disini". Lalu didatangilah arah kanannya, namun puasanya berkata: "Tak ada jalan disini".
Kemudian didatangi dari arah kakinya, maka sedekah, silatur-rahim, perbuatan makruf dan ihsan/baik kepada orang lain yang telah dikerjakannya berkata: "Disini tidak ada jalan...".
Maka hanya orang-orang yang beriman dan yang diteguhkan imannya oleh Allah yang dapat menjawab mantap dengan kalimat yang tauhid. Dan janganlah diantara kalian untuk mempersiapkan atau mengha-falkan jawab-annya didunia, agar dapat menjawab bila ditanyakan oleh malaikat Munkar dan Nakir kelak, karena itu mustahil/siasia dan Allah Maha Mengetahui.
Sahabat Nabi, Khalifah Utsman RA, beliau acapkali berada disisi kubur Rasulullah SAW dan menangis hingga jenggotnya basah bersimbah air mata. Ketika beliau ditanya: "Mengapa tuan menangis padahal ketika surga dan neraka disebut-sebut di hadapan tuan, tuan biasa saja?".
Beliau menjawab, Karena aku mendengar Rasulullah SAW ber-sabda: "Kuburan itu merupakan awal persinggahan sebelum menuju akherat. Barang siapa yang selamat darinya, maka apa yang akan dialami sesudahnya akan lebih ringan. Sebaliknya, barang siapa yang tidak selamat darinya (celaka), maka apa yang akan dialami olehnya setelah itu akan jauh lebih berat"
Khalifah Utsman RA bertutur, ia ingat akan pesan terakhir Ra-sullullah SAW : "Aku tidak pernah melihat satu pemandangan pun yang lebih mengerikan dan lebih menakutkan daripada kuburan". Dan ingat akan pesan terakhir Rasullullah SAW :
"Ingatlah, suatu hari kamu akan menghadap Allah dan harus memper-tanggung jawabkan semua amalanmu.
Karena itu berhati-hatilah jangan menyimpang dari jalan kebe-naran setelah kepergianku nanti. Ya, saudara-saudaraku, tidak akan ada Nabi atau Rasul sesudahku dan tidak akan ada agama lain yang lahir. Karenanya simaklah baik-baik ya Saudaraku, dan pahamilah kata-kata yang kusampaikan kepadamu, bahwa aku meninggalkan dua pusaka, Al-Qur'an dan contoh-contohku sebagai As-Sunnah dan bila kalian mengikutinya tidak mungkin akan tersesat selamanya"
Bila engkau senantiasa ingat, memelihara semua ini, persiap-kanlah bekal akheratmu, maka usahakanlah perbanyak amal ibadahmu seperti membaca Al-Quran, shalat, puasa, zakat, shadaqoh, silatur-rahim, berbuat makruf dan ihsan sesamanya karena ini semua sebagai penyelamat dirimu sendiri, tidak ada seorangpun kelak yang dapat menolongmu di alam kubur. Jika kau menjadi seorang yang taat dan beriman maka Allah akan melindungimu. Lakukanlah muhasabah (introspeksi) terhadap dirimu sebelum terlambat. Bergegaslah jangan buang-buang waktu, karena hidup didunia hanyalah sebentar, sekejap. Hanya sebagai persinggahan menuju ke akherat. Segala yang engkau miliki dan banggakan di dunia ini, seperti kedudukan jabatan, harta benda kekayaan, orang-orang tercinta tidak akan dipertanyakan di alam kubur, yang akan dipertanyakan dan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah hanyalah amal ibadah mu. Perbaharuilah taubatmu yang tulus, jauhilah maksiat dan larangan Nya, janganlah berat akan dunia fanamu dan janganlah mengabaikan akherat yang abadi.
Usia itu akhirnya akan habis jua walaupun lama. Dunia ini hanya seperti fatamorangana. Diam sejenak, kemudian pergi dan tak kembali lagi. Bekalilah hari-harimu dengan amal dan ibadahmu. Agar Allah kelak menyongsongmu.
Semoga Allah Azza wa Jalla mengampuni dosa dan kesalahan-mu yang lalu, serta menerima amal salehmu. Aku mohon kepada Allah yang Maha agung dengan Asma Al-Husna-Nya dan dengan sifat-sifat-Nya yang luhur, mudah-mudahan Dia mengampuniku, mengampuni engkau dan kaum muslimin seluruhnya, menjadikan ku-bur kita semua sebagai taman surga bercahaya dan menyelamatkan kita dari kedahsyatan paling besar di hari kiamat, hari kebangkitan seluruh umat.
Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu dan Maha patut untuk memperkenankan doa.



(28)
TUJUH ROMBONGAN IBLIS

Iblis akan senantiasa mengganggu manusia, mulai dengan memperdayakan manusia dari terjadinya dengan setitik mani hingga ke akhir hayat mereka, dan yang paling dahsyat ialah sewaktu akhir hayat yaitu ketika sakaratul maut. Iblis mengganggu manusia sewaktu sakaratul maut disusun menjadi 7 golongan dan rombongan. Hadith Rasulullah SAW. menerangkan: “Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari tipuan syaitan diwaktu sakaratul maut. “
Rombongan 1
Akan amper Iblis dengan berbagai rupa aneh seperti emas, perak dan lain-lain, serta sebagai makanan dan minuman yang lezat-lezat. Disebabkan orang yang di dalam sakaratul maut itu di masa hidupnya sangat tamak dan loba kepada barang-barang tersebut, maka diraba dan disentuhnya barang2 Iblis itu, pada waktu itu nyawanya putus dari tubuh. Inilah yang dikatakan mati yang lalai dan lupa ke-pada Allah SWT inilah jenis mati fasik dan munafik, ke nerakalah tempatnya.
Rombongan 2
Akan amper Iblis kepada orang yang didalam sakaratul maut itu merupakan diri sebagai rupa binatang yang di takuti seperti, Harimau, Singa, Ular yang berbisa. Yang apabila orang yang sedang sakaratul maut itu memandang ke binatang itu, maka dia pun menjerit dan melompat sekuat hati. Maka seketika itu juga akan putuslah nyawa itu dari badannya, maka matinya itu disebut sebagai mati lalai dan mati dalam keadaan lupa kepada Allah SWT, matinya itu sebagai Fasik dan Munafik amper nerakalah tempatnya.
Rombongan 3
Akan amper Iblis mengacau dan memperdayakan orang yang di dalam sakaratul maut itu dengan menyerupai binatang kesayangannya. Apabila tangan orang yang hendak mati itu meraba-raba kepada bi-natang kesayangan itu dan waktu tengah meraba-raba itu dia pun ma-ti, maka matinya di dalam golongan yang lalai dan lupa kepada Allah SWT. Matinya mati Fasik dan Munafik, maka nerakalah tempatnya.
Rombongan 4
Akan amper Iblis merupakan dirinya sebagai rupa yang paling dibenci oleh orang yang akan mati, seperti musuhnya ketika hidupnya dahulu maka orang yang di dalam sakaratul maut itu akan menggerak-kan dirinya untuk melakukan sesuatu kepada musuh yang dibencinya itu. Maka sewaktu itulah maut pun amper dan matilah ia sebagai mati Fasik dan Munafik, dan nerakalah tempatnya.
Rombongan 5
Akan amper Iblis merupakan dirinya dengan rupa sanak-saudara yang hendak mati itu, seperti ayah ibunya dengan membawa makanan dan minuman, sedangkan orang yang di dalam sakaratul maut itu sangat mengharapkan minuman dan makanan lalu dia pun meng-hulurkan tangannya untuk mengambil makanan dan minuman yang dibawa oleh si ayah dan si ibu yang dirupai oleh Iblis, berkata dengan penuh kasih “Wahai anakku inilah saja makanan dan bekal yang kami bawakan untukmu dan berjanjilah bahwa engkau akan menurut kami dan menyembah Tuhan yang kami sembah, supaya kita tidak lagi bercerai dan marilah bersama kami masuk ke dalam Sorga.”
Dia pun sudi mengikuti tawaran itu dengan tanpa berfikir lagi, ketika itu waktu matinya pun sampai, maka matilah dia dalam keadaan kafir, kekal di dalam neraka dan terhapus semua amal kebajikan semasa hidupnya.
Rombongan 6
Akan datanglah Iblis merupakan dirinya sebagai ulama’-ulama’ yang membawa banyak kitab-kitab, lalu berkata ia: “Wahai muridku, lama sudah kami menunggu akan dikau, ternyata kamu se-dang sakit di sini, karena itu kami bawakan kepada kamu dokter dan obat untukmu. “ Lalu diminumnya obat itu, maka hilanglah rasa sa-kitnya, kemudian penyakitnya amper lagi. Lalu amper pula Iblis yang menyerupai ulama’ dengan berkata: “Kali ini kami amper kepadamu untuk memberi nasihat agar kamu mati didalam keadaan baik, tahu-kah kamu bagaimana hakikat Allah?”
Berkata orang yang sedang dalam sakaratul maut: “Aku tidak tahu. “
Berkata ulama’ Iblis: “Ketahuilah, aku ini adalah seorang ulama’ yang tinggi dan hebat, baru saja kembali dari alam ghaib dan telah men-dapat Sorga yang tinggi. Cobalah kamu lihat Sorga yang telah dise-diakan untukmu, kalau kamu hendak mengetahui Zat Allah SWT hen-daklah kamu patuh kepada kami. “
Ketika itu orang yang dalam sakaratul maut itu pun memandang ke kanan amper kiri, dan dilihatnya sanak-saudaranya semuanya berada di dalam kesenangan Sorga, (Sorga palsu yang dibentangkan oleh Iblis untuk tujuan menggoda orang yang sedang dalam sakaratul maut). Kemudian orang yang sedang dalam sakaratul maut itu ber-tanya kepada ulama’ palsu:
“Bagaimanakah Zat Allah?” Iblis merasa gembira apabila jerat-nya mengena.
Lalu berkata ulama’ palsu: “Tunggu, sebentar lagi dinding dan tirai akan dibuka kepadamu. “
Ketika tirai dibuka selapis demi selapis tirai yang berwarna warni itu, maka orang yang dalam sakaratul maut itu pun dapat melihat satu benda yang sangat besar, seolah-olah lebih besar dari langit dan bumi.
Berkata Iblis: “Itulah dia Zat Allah yang patut kita sembah. “
Berkata orang yang dalam sakaratul maut: “Wahai guruku, bukankah ini benda yang benar-benar besar, tetapi benda ini mempunyai enam sisi, yaitu benda besar ini ada kiri dan kanannya, mempunyai atas dan bawah, mempunyai depan dan belakang.
Sedangkan Zat Allah tidak menyerupai makhluk, sempurna Maha Suci Dia dari sebarang sifat kekurangan. Tapi sekarang ini lain pula keadaannya dari yang di ketahui dahulu. Tapi sekarang yang patut aku sembah ialah benda yang besar ini. “
Dalam keraguan itu Malaikat Maut amper dan terus mencabut nyawanya, maka matilah orang itu di dalam keadaan kafir dan kekal di dalam neraka dan terhapuslah segala amalan baik selama hidupnya di dunia.
Rombongan 7
Rombongan Iblis yang ketujuh terdiri dari 72 barisan. Adapun sebab terjadinya 72 barisan ialah karena dia menepati Iktikad Muham-mad SAW bahwa umat Muhammad akan terbagi menjadi 73 barisan). Satu barisan/golongan yang benar yaitu ahli sunnah waljamaah, 72 yang lain masuk ke neraka karena sesat.
Ketahuilah bahwa Iblis itu akan mengacau dan mengganggu anak Adam dengan 72 macam yang setiap satu berlainan dalam wak-tu manusia sakaratul maut. Oleh karena itu hendaklah kita mengajar-kan kepada orang yang amper meninggal dunia akan amper Laa Ilaaha Illallah untuk menyelamatkan dirinya dari gangguan Iblis dan syaitan yang akan berusaha bersungguh-sungguh menggoda orang yang sedang dalam sakaratul maut.
Disebutkan dalam sebuah hadith yang artinya: “Ajarkan oleh kamu (orang yang masih hidup) kepada orang yang amper mati itu: Laa Ilaaha Illallah. “


(29)
HASAD MUSNAHKAN KEBAJIKAN

Diantara penyakit-penyakit hati manusia yang amat berbahaya ialah hasad. Penyakit hasad atau dengki bisa membinasakan ketaatan seseorang dalam beragama dan membangkitkan segala kejahatan. Semua manusia bisa menjadi mangsa penyakit ini, tidak peduli apakah orang alim atau pun orang awam, apa lagi orang jahil. Orang yang mengidap penyakit ini bagaikan ditimpa bala yang dapat menyia-nyiakan usia dalam hidupnya di dunia ini dan seterusnya ke nerakalah dia di akhirat kelak.
Diriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, maksudnya: Ada enam golongan manusia dimasukkan ke neraka dengan enam sebab:
1. Orang-orang Arab karena asabiah mereka,
2. Raja-raja karena kedzaliman mereka,
3. Para pemimpin karena ketakaburan mereka,
4. Para pedagang karena kecurangan mereka,
5. Orang-orang awam karena kejahilan mereka dan
6. Para ulama karena hasad atau dengki mereka.

Maksud "hasad" atau "dengki" itu ialah keinginan yang jahat supaya sesuatu nikmat Allah hilang dari seseorang yang beragama islam. Lawannya hasad ialah "nasehat" yang bermaksud, mengha-rapkan nikmat Allah yang diperoleh oleh saudara seagama itu tetap berlanjut, kecuali sekiranya nikmat itu membawa kecelakaan kepada-nya atau kepada hamba-hamba Allah yang lain.
Menurut ulama, diantara tanda-tanda orang yang berpenyakit hasad itu ialah: Menunjuk-nunjukkan kasih di depan kita; Mengumpat di belakang kita; Senang hati atau tidak bersimpati apabila kita ditimpa kesusahan.
Akibat buruk dari penyakit hasad ialah:
(a) Membinasakan amal kebajikan dan ketaatan kepada Allah Taala. Rasulullah SAW bersabda, maksudnya: Hasad itu memakan keba-jikan seperti api memakan kayu bakar.
(b) Mendatangkan keluh-kesah dan dukacita.
(c) Membawa kepada perbuatan maksiat.
(d) Mata hati menjadi buta, sehingga tidak dapat memahami hukum-hukum Allah.
Sufyan al-Tsauri bersyair: "Jangan engkau menjadi pendengki supaya engkau cepat menangkap kefahaman (tidak buta mata hati)".
(e) Diharamkan atau ditahan dari kebajikan dan tidak diberi taufik oleh Allah Taala.
Imam Khatimul-Asham bersyair: "Pendendam itu bukan orang beragama, pencaci itu bukan orang beribadat, dan pendengki itu bukan orang yang mendapat pertolongan".
Penyakit hasad dapat dicegah dengan cara: Senantiasa mengingat kewa-jiban atau tanggung jawab muslim terhadap muslim dan seluruh muslimin, mengikuti prinip-prinsip ajaran agama Islam. Menjalin kasih sayang (ma-habbah), tolong menolong, bantu-membantu, nasehat-menasehati dan sebagainya antara satu sama lain di kalangan kaum muslimin / muslimat.
Senantiasa menghormati hak mukmin / mukminah yang mendapat keisti-mewaan dan derajat yang tinggi dari Allah Taala.
Senantiasa mengharapkan syafaat dari mukmin di akhirat kelak. Oleh sebab penyakit hasad itu begitu berbahaya, maka amat wajarlah hati yang terlibat segera diberi perawatan dan pencegahan. Dengan mengingat dan mempraktekkan amalan-amalan yang tersebut diatas, insya Allah, kita terselamatkan dari penyakit yang amat buruk akibat-nya itu.


(30)
GELAP GULITA
YANG TINDIH-BERTINDIH

Ketika anda berada di ruangan yang gelap gulita, apa yang bisa anda lakukan? Tentu saja anda akan meraba-raba untuk menemukan jalan sambil mengerahkan daya insting anda. Anda tak tahu jalan un-tuk keluar, nafas anda sesak dan kegelisahan mulai menyelimuti anda. Tak ada sebersit cahayapun yang menyinari tempat anda berada.
Sekarang bayangkan bila hidup anda tak disinari oleh cahaya ilahi. Tentu saja anda pun akan berputar-putar tanpa arah di dalam kegelapan. Atau dalam bahasa Al-Qur’an: “Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apa-bila dia, mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun. “ (QS 24: An Nur:40)
Di saat keadaan gelap gulita, jiwa gelisah dan anda tak tahu apa yang harus anda kerjakan, beban kerjapun semakin menumpuk, him-pitan ekonomi menghadang langkah anda, tubuh anda bergetar dan se-muanya menjadi serba tak beraturan dan serba salah, jika hal ini me-nimpa anda maka carilah cahaya ilahi agar anda dapat keluar dari kegelapan itu.
Bagaimana caranya mencari cahaya ilahi yang akan menerangi hati anda? Allah berfirman yang artinya: “dan pakaianmu bersihkanlah, perbuatan dosa tinggalkanlah!” (QS Al Muddatstsir:4-5)
Mari kita bersihkan pakaian kita. Tengoklah diri kita di cermin, berapa banyak pakaian kesombongan, pakaian riya’, pakaian dengki, pakaian takabur yang kita kenakan. Pakaian itu kita percantik dengan segala macam asesoris seperti lalai mengingat Allah, enggan berse-dekah, merasa berat untuk pergi haji, dan lain sebagainya. Maka ber-sihkanlah segala macam pakaian lengkap dengan asesorisnya tersebut. Setelah itu usahakanlah untuk tak mengenakan pakaian itu selamanya.
Sekarang tengoklah hati anda, rasakan cahaya ilahi mulai ma-suk ke dalam relung hati. “Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki… “(An Nur: 35)
Mari kita kumpulkan cahaya ilahi itu mulai sekarang, dari hari ke hari hingga di hari kiamat nanti kita berdo’a, sebagaimana terekam dalam QS At Tahrim: 28 : “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. “
Berbahagialah mereka yang mendapat cahaya ilahi… .


(31)
KEMATIAN

Kematian adalah sesuatu yang tidak dapat dielakkan karena setiap manusia pasti menghadapi maut. Tentang kesakitan yang dira-sakan ketika sedang bertarung dengan maut, Rasulullah SAW menje-laskan dalam hadith-hadithnya bahwa sakit ketika hampir mati itu laksana kesakitan dicerca seratus kali dengan pedang yang tajam atau seperti dikoyak kulit dari daging hidup-hidup.
Amatlah beruntung seseorang sekiranya dia mati dalam keadaan khusnul khatimah (kebajikan) dan adalah menyedihkan sekiranya dia mati dalam keadaan suul-khatimah.
Tentang tanda-tanda seseorang akan mendapat kebajikan (khusnul khatimah) atau tidak, terdapat hadith Rasulullah SAW dari Salman Al Farisi yang maksudnya: "Perhatikanlah tiga perkara kepada orang yang sudah hampir mati :
*Pertama: berkeringat pada pelipis pipinya
*Kedua: berlinang air matanya dan
*Ketiga: lubang hidungnya kembang kempis
Itu adalah tanda bahwa rahmat Allah sedang turun dan dirasai oleh orang yang hampir mati. Sebaliknya jika ia mengeluh seperti ter-cekik, raut mukanya nampak gelap dan keruh serta mulutnya berbuih, ini menandakan azab Allah sedang menimpanya." (Hadith riwayat Abdullah, Al-Hakim dan At-Tarmizi)
Berdasarkan hadith ini, ada beberapa mukmin yang ketika ham-pir mati, masih terdapat sisa-sisa dosa padanya. Namun Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani menentukan orang itu mati dalam keadaan khusnul khatimah dan mengampuni segala dosa-dosanya.
Diyakini bahwa kematian berlaku pada jasad manusia secara berangsur, dari ujung kaki kepaha. Apabila rahmat diturunkan pada-nya karena mati dalam khusnul khatimah ini, si mati akan merasa ter-lalu gembira dan kegembiraaan itu terlihat dengan keluarnya keringat pada pelipisnya.
Air mata yang keluar dan hidung yang kembang kempis pula adalah tanda bahwa si mati amat malu pada Allah SWT terhadap sisa-sisa dosanya yang belum sempat ditaubatinya. Orang-orang yang kuat imannya akan merasa malu untuk melakukan dosa semasa hi-dupnya karena merasa bahwa Allah senantiasa memperhatikannya. Oleh sebab itu, disaat kematiannya, Allah melimpahkan rahmatNya dengan mengampunkan dosa-dosanya.
Orang-orang yang kafir, tidak merasa malu pada Allah SWT.
Oleh sebab itu apabila nyawanya hendak dicabut oleh Izrail, wajahnya gelap dan keruh dan dia mengeluh seperti binatang yang di-sembelih. Ini juga merupakan penanda bagi azab yang diterimanya di-sebabkan oleh dosa-dosa dan kekufurannya.
Dari Alqamah bin Abdullah, Rasulullah SAW bersabda yang Artinya: "Bahwa roh orang mukmin akan ditarik oleh Izrail dari jasadnya dengan perlahan-lahan dan sopan sementara roh orang kafir akan ditarik dengan kasar oleh malaikat maut bagaikan mencabut nyawa seekor khimar. "
Terdapat juga orang mukmin yang berdosa, dan Allah menim-pakan kekasaran dan malapetaka sebelum dia menghembuskan nafas-nya yang terakhir sebagai kaffarah atas segala dosanya. Oleh sebab itu jika rohnya keluar dari jasad, Dosannya ikut terangkat (terhapus).
Kadang-kadang kita melihat seorang mukmin yang mati dalam kepayahan dan seorang kafir yang mati dalam ketenangan. Hendaklah kita berbaik sangka dengan orang mukmin tersebut karena mungkin itu merupakan kaffarah terhadap dosanya dan dia menemui Allah SWT dalam ampunan karena sisa-sisa dosanya telah dikaffarah.
Orang kafir yang mati dalam ketenangan, mungkin semasa hi-dupnya dia berbuat kebajikan dan itu adalah balasan terhadapnya karena janji Allah bahwa setiap kebajikan akan dibalas. Tetapi karena dia tidak beriman, kebajikan itu tidak menjadi pahala dan kekufur-annya akan diazab di akhirat kelak.
Karena itu, kita yang masih hidup harus senantiasa berbaik sangka dan mengambil pelajaran terhadap segala yang berlaku. Moga-moga kita akan menemui Allah dalam keadaan khusnul khatimah dan dalam limpahan rahmat dan keampunan-Nya.
Amin ya Robbal ‘Alamiin


(32)
EMPAT JENIS MANUSIA
(Futuhul ghaib, Oleh : Syekh Abdul Qodir Jaelani)

Pertama ialah mereka yang tidak punya lidah dan tidak punya hati. Mereka ialah orang-orang yang bertaraf biasa, berotak tumpul dan berjiwa kerdil yang tidak mengenang Allah dan tidak ada ke-baikan pada mereka. Mereka ibarat penyakit yang ringan, kecuali mereka dilimpahi dengan kasih aying Allah dan membimbing hati mereka supaya beriman serta menggerakkan angota-anggota mereka supaya patuh kepada Allah.
Berhati-hatilah supaya kamu jangan termasuk dalam golongan mereka. Janganlah anda layani mereka dan jangan anda bergaul de-ngan mereka.
Merekalah orang-orang yang dimurkai Allah dan penghuni neraka. Kita minta perlindungan Allah dari pengaruh mereka. Sebaliknya anda hendaklah mencoba menjadikan diri anda sebagai orang yang di-lengkapi dengan :
· Ilmu Ketuhanan,
· Guru bagi hal hal yang baik,
· Pembimbing bagi agama Allah,
· Penyampai dan pengajak kepada manusia kepada jalan Allah.
Berjaga-jagalah jika anda hendak mempengaruhi mereka supaya mereka patuh kepada Allah dan beri ajakan kepada mereka terhadap apa-apa yang memusuhi Allah. Jika anda berjuang di jalan Allah untuk mengajak mereka menuju Allah, maka anda akan jadi pejuang dan pahlawan di jalan Allah dan akan diberi ganjaran seperti yang diberikan kepada Nabi-nabi dan Rasul-rasul.
Kedua ialah manusia yang punya lidah tetapi tidak punya hati. Yaitu :
1.Mereka pandai bercakap tetapi tidak melakukan seperti yang diucakapkannya.
2.Mereka mengajak manusia menuju Allah tetapi mereka sendiri lari dari Allah.
3.Mereka benci kepada maksiat yang dilakukan oleh orang lain, tetapi mereka sendiri bergelimang dalam maksiat itu.
4.Mereka mengaku sholeh kepada orang lain tetapi mereka melakukan dosa-dosa yang besar.
5.Bila mereka sendirian, mereka bertindak bagaikan harimau yang berpakaian.
Inilah orang yang dikatakan oleh Nabi SAW. dengan sabda; “Yang paling aku takuti dan aku pun takut di kalangan umatku ialah orang ‘Alim yang jahat’ “.
Kita berlindung kepada Allah dari orang ‘Alim seperti itu. Oleh karena itu, larilah dan jauhkan diri anda dari orang-orang seperti itu. Jika tidak, anda akan terpengaruh oleh kata-kata manis yang bijak dan api dosanya akan membakar anda dan kekotoran hatinya akan mem-bunuh anda.
Ketiga ialah golongan orang yang mempunyai hati tetapi tidak punya lidah. Yaitu :
1. Dia adalah orang yang beriman.
2. Allah telah melindungi mereka dari makhluk lain dan
3. Menggantungkan di keliling mereka dengan tabirNya dan
4. Memberi mereka kesadaran tentang kekurangan diri mereka.
5. Allah menyinari hati mereka dan menyadarkan mereka tentang kejahatan yang timbul oleh karena mencampuri urusan orang banyak dan kejahatan yang timbul oleh karena mencampuri orang banyak dan kejahatan karena bercakap banyak.
Mereka tahu bahwa keselamatan terletak dalam “DIAM” dan ber-khalwat. Nabi SAW. bersabda; “Barangsiapa yang diam akan mencapai keselamatan”.
Sabda baginda lagi; “Sesungguhnya berkhidmat kepada Allah terdiri dari sepuluh bagian, sembilan darinya terletak dalam diam”.
Mereka dalam golongan jenis ini adalah Wali Allah dalam rahasia-Nya, dilindungi dan diberi keselamatan, bijaksana, dan diberkati de-ngan keridhoan dan segala yang baik akan diberikan kepada mereka.
Oleh karena itu, anda hendaklah berkawan dengan mereka dan bergaul dengan orang-orang ini dan beri pertolongan kepada mereka. Jika anda berbuat demikian, anda akan dikasihi Allah dan anda akan dipilih dan dimasukkan dalam golongan mereka yang menjadi Wali Allah dan hamba-hambanya yang Sholeh.
Manusia yang ke-empat ialah mereka yang diajak ke dunia tidak nampak (Alam Ghaib), diberi pakaian kemuliaan seperti dalam sabda Nabi SAW; ‘Barangsiapa yang belajar dan mengamalkan pela-jarannya dan mengajarkan kepada orang lain, maka akan diajak ke dunia ghaib dan permuliakan”.
Orang dalam golongan ini mempunyai ilmu-ilmu Ketuhanan dan tanda-tanda Allah. Hati mereka menjadi gedung ilmu Allah yang amat berharga dan orang itu akan diberi Allah rahasia-rahasia yang tidak diberi kepada orang lain.
Allah telah memilih mereka dan membawa mereka dekat kepada-Nya. Allah akan membimbing mereka dan membawa mereka ke sisi-Nya. Hati mereka akan dilapangkan untuk menerima rahasia-rahasia ini dan ilmu-ilmu yang tinggi.
Allah jadikan mereka itu pelaku dan kelakuan-Nya dan pe-ngajak manusia kepada jalan Allah dan melarang membuat dosa dan maksiat. Jadilah mereka itu “Orang-orang Allah”. Mereka mendapat bimbingan yang benar dan yang mengesahkan kebenaran orang lain.
Oleh karena itu hati-hatilah anda supaya jangan memusuhi dan mem-bantah orang-orang seperti ini dan dengarlah cakap atau nasehat mereka. Sebab keselamatan terletak dalam apa yang dicakapkan oleh mereka dan dalam berdamping dengan mereka, kecuali mereka yang Allah beri kuasa dan pertolongan terhadap hak dan keampunan-Nya.
Demikian Syekh Abdul Qadir Al-Jailani telah membagi manusia kepada empat golongan. Sekarang terpulang kepada Anda untuk me-meriksa diri sendiri jika anda mempunyai fikiran. Dan selamatkanlah diri anda jika ingin keselamatan. Mudah-mudahan Allah membimbing kita menuju kepada apa yang dikasihi-Nya dan diridhoi-Nya, dalam dunia ini dan di akhirat kelak.



(33)
TAKABBUR

SOMBONG atau takabur (takabbur) adalah sifat hati yang terkeji (madzmumi) dan merupakan satu daripada penyakit hati yang membawa akibat kebinasaan diri. Pengertian tentang takabur dapat difahami dari maksud beberapa hadith yang berikut :
1. Rasulullah bersabda, "Dianggap sebagai takabur itu ialah menolak apa yang benar dan mengaggap hina kepada orang lain". (HR. Muslim).
2. Bersabda Rasulullah SAW kepada sahabatnya, Abu Dzar : "Takabur itu meninggalkan kebenaran dan engkau mengambil selain kebenaran. Engkau melihat orang lain dengan pandangan bahwa kehormatannya tidak sama dengan kehormatanmu, darah-nya tidak sama dengan darahmu".
3. Rasulullah SAW bertanya kepada sekumpulan Sahabat, "Tahukah anda, orang gila yang sebenar-benarnya?" Para Sahabat men-jawab, "Tidak tahu, ya Rasulullah". Lalu Rasulullah menjelas-kan, "Orang gila ialah orang yang berjalan dengan takabur, me-mandang rendah kepada orang lain, membusungkan dada, meng-harapkan Sorga sambil membuat maksiat dan kejahatannya mem-buat orang tidak aman dan kebaikanya tidak pernah diharapkan. Itulah orang gila yang sebenarnya".
Berdasarkan kisah di dalam al-Qur'an, makhluk yang pertama yang diserang dan menjadi mangsa penyakit takabur ialah Iblis (la'-natullah). Walaupun diperintah oleh Allah SWT, Iblis enggan meng-hormati Adam a.s (manusia dan nabi Allah yang pertama) karena dia menganggap dirinya lebih mulia daripada Adam. Katanya, "Aku le-bih baik daripadanya (Adam). Engkau ciptakan aku dari api, sedang-kan dia Engkau ciptakan dari tanah" (QS 7:12). Iblis lalu dilaknat oleh Allah SWT karena sifat takaburnya itu. Sekurang-kurangnya dua akibat kecelakaan yang menimpa Iblis karena takaburnya :
1. Ia dimasukkan ke dalam golongan kafir. Allah Taala berfirman : Ia (Iblis) enggan dan menyombongkan diri (takabbur) dan ia ter-masuk golongan yang kafir (QS 2:34).
2. Ia dimasukkan ke dalam golongan orang yang terhina dan tidak layak tinggal di Sorga. Allah berfirman : Turunlah engkau dari Sorga karena tidak patut (tidak layak) bagimu menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah. Sesungguhnya engkau terma-suk orang-orang yang hina. (QS 7:13).
Sifat takabur dapat dikenali dari tutur kata dan tingkah laku bersumber dari lintasan hati yang mengandung rasa tinggi atau besar diri disamping merendahkan mertabat orang lain / menolak kebenaran.
Mengikut Abu Yazid: "Seorang hamba selama masih mem-punyai sangkaan, bahwa antara makhluk ada orang yang lebih buruk atau lebih jahat amalannya daripada dirinya sendiri, maka orang itu bersifat takabur". Lalu Abu Yazid ditanya, "Kapan seseorang dapat disebut sebagai bertawadhuk (rendah hati)?" Abu Yazid menjawab, "Ketika ia tidak tahu bagaimana kedudukan serta keadaan dirinya sendiri". Lawan sifat takabur ialah tawadhuk (tawadhdhuk atau dhi'ah), yaitu lintasan rasa rendah dan hina diri, termasuk pernyataan lewat perbuatan dan lisan. Dengan menyuburkan sifat dan sikap me-rendah hati dan pasrah kepada Allah, seseorang akan dapat mencegah penyakit takabur dan juga ujub.
Tawaduk adalah sifat hati yang terpuji (mahmudi). Sifat ini mem-bawa kemuliaan. Orang yang berkenaan akan mendapat kedu-dukan (derajat) yang tinggi di sisi Allah. Rasulullah SAW bersabda, mafhumnya: Allah tidak akan memberi tambahan kepada seorang hamba karena gemar memberi maaf kecuali kemulian, dan tiada se-orang pun yang merendahkan diri karena mengharapkan keridhaan Allah kecuali Allah akan memberi tingkat yang tinggi kepadanya (HR. Muslim).
Takabur dan tawaduk masing-masing ada kalanya bersifat umum dan ada kalanya bersifat khusus. Orang yang merasakan tidak memadai dengan kerendahan atau kesederhanaan hidupnya dikatakan terjatuh ke dalam Takabur Umum. Sebaliknya, orang yang merasakan sudah berada dengan keperluan hidup sekadar yang ada, walaupun yang rendah atau sederhana mutunya, dia termasuk dalam tawaduk umum.
Adapun Takabur Khusus bersifat tertutup, tidak mau menerima, malah tidak bersedia untuk menerima kebenaran dari orang lain. Lawannya ialah Tawaduk Khusus yang bersifat terbuka, senantiasa melatih diri untuk menerima kebenaran tanpa mengira ada orang yang membawa kebenran itu hina atau mulia.
Untuk mempertahankan tawaduk umum, kita hendaklah senan-tiasa menginggati pengalaman pahit yang pernah menimpa diri kita sejak mula dilahirkan dan senantiasa menginsafi diri kita sebagai ham-ba Allah, sekurang-kurangnya sebagaimana yang dikatakan oleh ulama: "Asal kamu dari setitik mani (nuthfah) yang anyir. Akhir kamu menjadi bangkai (mayat) yang busuk. Dan, di antara keduanya, sepan-jang hayat, kamu menanggung kekotoran (najis) di dalam perut kamu"
Untuk mempertahan tawaduk khusus pula kita hendaklah senan-tiasa mengingati siksaan Allah Taala sebagai pembalasan, sekiranya kita menyeleweng daripada kebenaran dan berpanjangan di dalam ke-batilan. Berbeda dengan sifat-sifat hati lain yang hanya mengotori amal ibadah dan memudaratkan perkara "cabang" saja dalam agama, takabur memudaratkan perkara "pokok", mengotori agama dan aki-dah. Sekurang-kurangnya takabur mengakibatkan empat mudharat :
1. Terhalang dari mendapat kebenaran dan buta mata hati dalam mak-rifat terhadap ayat-ayat yang mengandung pengertian tentang hu-kum dan hikmat Allah. Allah Taala berfirman, mafhumnya: Aku akan memalingkan mereka dari ayat-ayat-Ku orang yang me-nyombongkan dirinya (takabur) di muka bumi tanpa alasan yang benar. (QS 7:146)
Demikianlah Allah menguncikan hati setiap orang yang takabur lagi sewenang-wenang. (QS 40:35)
2. Dimurkai dan dibenci oleh Allah Taala, sebagaimana firman-Nya yang artinya: Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang membesarkan dirinya (takabur). (QS 16:23)
Diriwayatkan : Nabi Musa a.s telah bertanya kepada Allah, "Hai, Tu-hanku. Siapakah di antara makhluk-Mu yang paling Engkau murkai?". Allah Taala berfirman, mafhumnya: Orang takabur hatinya, kasar lidah-nya, terkelip-kelip matanya, bakhil tangannya dan jahat perangai-nya".
3. Mendapat kehinaan dan siksaan di dunia sebelum di akhirat. Ber-syair Khatimul-Asham, "Jauhkan dirimu dari mati dalam tiga kea-daan, yaitu takabur, loba dan ujub. Sesungguhnya, orang yang ta-kabur tidak dikeluarkan oleh Allah Taala dari dunia sehingga dia diperlihatkan dulu penghinaan ke atasnya kepada sekurang-kurang-nya keluarganya sendiri. Orang yang loba tidak dikeluarkan dari dunia melainkan setelah merasa sangat memerlukan secuil roti dan seteguk air karena terlalu lapar dan dahaga tetapi tak lalu dite-lannya. Dan, orang yang ujub juga tidak dikeluarkan dari dunia melainkan setelah diperlihatkan dirinya bergelimang dengan air kencing dan tahinya sendiri".
Gambaran penghinaan di akhirat pula terdapat dalam hadith dari Abu Hurairah r.a. Katanya, Rasulullah bersabda : "Orang-orang yang sombong, keras kepala dan takabur, akan dikumpulkan pada hari kiamat seperti kumpulan semut, dipijak-pijak oleh manusia karena hinanya mereka di sisi Allah Ta'ala".
4. Disiksa di akhirat dan dimasukkan ke dalam neraka, sebagaimana firman Allah Taala (tersebut dalam Hadith Qudsi), mafhumnya: Kebesaran itu selindang-Ku dan 'adzmat (keagungan) itu kainku. Barangsiapa merebut salah satu daripada yang dua itu, Aku ma-sukkan dia ke neraka Jahannam.
Rasulullah bersabda: "Tiada akan masuk Sorga orang yang ada di dalam hatinya seberat biji Sawi daripada sifat takabur" (HR. Muslim). Mengikut hadith yang lain, Rasulullah bersabda: "Wa-hai Abu Dzar, barangsiapa mati dalam keadaan hatinya ada sebe-sar debu saja dari sifat takabur, dia tidak akan tercium bau Sorga kecuali bila bertaubat sebelum maut menjemput-nya".
Biasanya faktor yang menimbulkan rasa takabur di hati seseorang ialah sesuatu kelebihan atau keistimewaan yang dimilikinya. Ba-nyak factornya. diantaranya sebagaimana yang dilantunkan oleh Imam al-Ghazali, yaitu: Ilmu, ibadah / amal, keturunan, kejelitaan atau ketampanan rupa paras, kekayaan harta benda, kekuasaan / kekuatan dan banyak pengikut / kaum keluarga.
Demikianlah, memang sudah jelas sekali, sebagaimana yang te-lah berlaku. Iblis menjadi takabur karena faktor keturunannya (asal kejadiannya), Fir'aun karena kekuasaannya dan Qarun karena harta-nya. Jadi, Barangsiapa yang memiliki kelebihan atau keistimewaan da-lam hal-hal yang tersebut, hendaklah berhati-hati agar tidak terhanyut di lautan ghaflah atau menjadi lupa daratan sehingga hatinya dihing-gapi penyakit takabur. Wallahu a'lam.



(34)
SUDAHKAH ANDA MELAKUKAN ?

Abu Lait berkata, "Siapa yang dapat menjaga dan mengingat tujuh kalimah ini, maka mulia di sisi Allah SWT dan malaikat serta diampunkan dosanya walaupun dosanya sebanyak buih lautan.
1. Apabila hendak memulai sesuatu maka mulailah dengan Bismillah.
2. Apabila telah selesai dari mengerjakan sesuatu yang baik hendaklan membaca Alhamdulillah.
3. Kalau terlanjur mengatakan sesuatu yang tidak baik, maka hendaklah segera menyatakan Astaghfirullah.
4. Kalau hendak melakukan sesuatu pada esok hari hendaklah berkata Insya Allah.
5. Kalau menghadapi kesukaran hendaklah selalu membaca Laa haulawalla quwwata illa billahilaliyyil azim.
6. Apabila kita ditimpa bala musibah hendaklah selalu membaca Inna lillahi wa inna ilahi raajiunn.
7. Setiap siang dan malam hendaklah membaca Laailaha illallah.

<<<<<@>>>>>

……… Insya Allah bersambung ………

Drs.H. Sudibya Samiyana, KDU

1 komentar:

Sandri Yumaidy mengatakan...

aku izin tag linknya ya.. makasih :D